Nasional

Tiga anggota kelompok MIT tewas dalam baku tembak

Kontak tembak terjadi ketika enam orang anggota MIT turun gunung untuk memenuhi kebutuhan mereka

Nicky Aulia Widadio  | 22.03.2019 - Update : 25.03.2019
Tiga anggota kelompok MIT tewas dalam baku tembak Ilustrasi. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Nicky Aulia Widadio

JAKARTA 

Tiga orang anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora tewas dalam baku tembak pada Kamis, 21 Maret 2019.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Dedi Praseyo mengatakan kontak tembak terjadi setelah Satgas Tinombala mendapat informasi ada kelompok Ali Kalora yang turun gunung ke Desa Marete, Kecamatan Sausu, Parigi Moutong.

Mereka turun dari persembunyian mereka untuk memenuhi kebutuhan logistik.

Satgas Tinombala kemudian mengejar mereka dan kemudian terjadi kontak tembak dengan enam orang anggota kelompok MIT sekitar pukul 16.50 WIT.

“Dari hasil kontak tembak tersebut yang berhasil dilumpuhkan satgas Tinombala tiga orang meninggal dunia,” kata Dedi di Jakarta, Jumat.

Ketiga orang yang meninggal yakni AM alias Abdullah, JR alias Ikrima, dan AK alias Ibrohim.

Dedi mengatakan pimpinan MIT Ali Kalora tidak terlibat dalam kontak tembak tersebut.

MIT belakangan berpencar menjadi dua kelompok kecil, satu kelompok dipimpin oleh Ali Kalora dan satu kelompok lainnya dipimpin oleh Qatar.

“(Yang terlibat kontak tembak) ini dari kelompoknya Qatar,” ujar Dedi.

Dedi menuturkan dalam dua pekan belakangan, Satgas Tinombala telah melumpuhkan lima anggota MIT pimpinan Ali Kalora dan empat di antaranya meninggal dunia.

Satgas Tinombala akan terus mengejar kelompok tersebut hingga seluruhnya tertangkap.

“Satgas Tinombala terus meminta melalui pihak keluarga agar Ali Kalora dan kawan-kawan segera menyerahkan diri dan mengikuti proses peradilan yang berlaku," ujar Dedi.Kelompok Ali Kalora bertanggung jawab atas pembunuhan seorang penambang emas di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada akhir Desember lalu.

Ali Kalora menjadi petinggi di MIT setelah sejumlah pimpinan kelompok ini satu per satu tewas dan ditangkap.

Pemimpin sekaligus pendiri MIT, Santoso tewas dalam baku tembak dengan Satgas Tinombala di Pegunungan Biru, Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah pada Juli 2016 lalu.

Satgas Tinombala kemudian menangkap Basri, yang merupakan tangan kanan Santoso pada September 2016.

Sedangkan salah satu pentolan kelompok ini, Sabar Subagio alias Daeng Koro telah lebih dulu tewas dalam baku tembak pada April 2015 lalu.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.