Setinggi-tingginya harga emas pasti akan turun juga
Penemuan vaksin Covid-19 akan menjadi kunci bagi harga emas untuk kembali melandai ke level Rp800 ribu per gram

Jakarta Raya
JAKARTA
Harga emas belakangan berkilau pada kisaran USD2.000 per troy once, atau sekitar Rp Rp1.065.000 per gram menurut harga Aneka Tambang (Antam).
Harga emas mencapai titik tertinggi dalam 2020, karena banyaknya permintaan pasar.
Logam mulia ini ramai-ramai diburu karena dianggap sebagai pilihan investasi paling aman pada saat krisis seperti kondisi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 saat ini.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal mengatakan emas menjadi alternatif investasi pada masa krisis karena dianggap lebih aman, harga jual terjaga dan mudah dicairkan.
“Sementara pilihan investasi lain seperti pasar modal dan pasar uang diliputi ketidakpastian pada masa krisis,” ujar dia pada Anadolu Agency.
Biasanya, masyarakat akan berinvestasi pada emas batangan jika mempunyai dana besar.
Masyarakat dengan dana lebih kecil akan memilih emas perhiasan yang bisa digunakan dan cepat pencairannya.
Ekonom dari Institute Development for Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan emas selalu menjadi primadona investasi saat resesi, apalagi depresi global.
Dia memperkirakan harga emas akan tembus Rp1,5 – Rp2 juta per gram.
“Orang ingin melakukan lindung nilai, khususnya kelas menengah dan atas. Setiap kali krisis aset lindung nilai paling aman adalah emas,” ujar dia.
Selain itu, emas juga sudah menjadi alternatif untuk mencari keuntungan. Karena secara tahunan, keuntungan dari emas sudah mencapai 40 persen, lebih tinggi dari returns SBN yang hanya 7 persen, deposito sekitar 5 persen dan valas.
Permintaan emas kata Bhima tidak datang hanya dari individu, tapi bank-bank sentral juga sedang berupaya menambah cadangan emas untuk mengantisipasi inflasi dan resesi.
“Selain itu dari sisi suplai, dalam 10 tahun terakhir tidak ditemukan cadangan emas dalam jumlah besar. Jadi tidak ada kenaikan produksi,” ujar dia.
Bhima memperkirakan,harga emas akan terus naik hingga tanda-tanda resesi akan berakhir.
“Tapi perlu waspada akan ada koreksi saat harga emas sudah mencapai Rp1,5 juta per gram atau tanda-tanda pemulihan ekonomi,” ujar dia.
Pengaruh kebijakan bank sentral dan geopolitik
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim As Syuaibi mengatakan harga emas yang terus naik bahkan sudah melebihi Rp1 juta per gram, disebabkan kebijakan bank sentral yang terus menggelontorkan stimulus tak terbatas sehingga mempengaruhi minat masyarakat berinvestasi pada aset aman seperti emas.
“Selain itu ada juga masalah geopolitik, yaitu meningkatnya tensi perang dagang antara AS dan China serta permasalahan Covid-19 yang masih jadi perdebatan kedua negara,” jelas Ibrahim kepada Anadolu Agency, Senin.
Ketegangan geopolitik lain yang menambah kilau harga emas adalah masalah di perbatasan antara India dan China.
Faktor lain yang membuat harga emas meningkat juga karena adanya stimulus dari Uni Eropa sebesar EUR750 miliar, sebanyak EUR390 miliar di antaranya merupakan dana hibah.
Uni Eropa kemudian akan menambah stimulus menjadi EUR1.047 triliun pada 2021, sehingga pelaku pasar pesimistis terhadap perekonomian global yang mungkin masih akan menghadapi goncangan.
“Mulai saat itu, pelaku pasar berbondong-bondong membeli emas dan membuat harganya terus naik,” tambah dia.
Menurut Ibrahim, kini harga emas mulai sedikit terkoreksi karena pemerintah AS mengeluarkan stimulus untuk pengangguran sebesar USD1 triliun.
Kemudian, penyerapan tenaga kerja di AS mencapai 1,7 juta orang melebihi harapan sebesar 1,5 juta orang, yang berarti kemungkinan besar ekonomi AS akan kembali pulih.
Walaupun AS mengalami resesi ke-34 sepanjang sejarah kuartal lalu, namun Ibrahim memprediksi pada kuartal berikutnya pertumbuhan ekonomi AS mulai membaik sehingga pasar beraliah kembali pada investasi berisiko seperti saham dan obligasi.
“Tapi ada kemungkinan harga emas akan kembali terbang hingga USD2.100 per troy once pada September apabila Senat AS belum menyetujui stimulus tersebut,” lanjut dia.
Ibrahim mengatakan potensi harga tertinggi emas pada tahun ini sebesar USD2.100 per troy once, bila dikonversi pada harga emas per gram di Indonesia, sekitar Rp1.112.861 per gram dengan kurs rupiah Rp15.000 per USD.
Dia menjelaskan rumus penghitungan harga emas adalah harga emas per troy once : 31,1 (konversi dari troy once menjadi gram) x kurs rupiah terhadap USD + ongkos sertifikat dan lainnya sebesar Rp100.000.
Ibrahim mengatakan apabila emas sudah menyentuh harga tertinggi, maka akan kembali terkoreksi.
Bagi masyarakat yang gemar mengoleksi emas, harus berhati-hati dan lebih baik menunggu sambil memantau (wait and see) untuk membeli.
“Sekarang waktunya untuk menjual emas, bukan untuk membeli,” jelas Ibrahim.
Menurut dia, saat terbaik membeli adalah saat harga emas kembali ke level USD1.800 per troy once.
Dia juga mengingatkan bahwa harga emas mencapai level USD1.920 pernah terjadi pada 2011 silam.
“Saat itu banyak masyarakat yang membeli emas, tapi kenyataannya harga emas terkoreksi dalam menjadi USD1.150 per troy once,” ujar dia.
“Butuh waktu sembilan tahun untuk kembali ke atas USD1.900 per troy once yakni pada 2020 ini.”
Menurut dia, pendapat beberapa pengamat yang menyatakan bahwa harga emas akan melonjak ke level USD3.000-USD5.000 per troy once tidak masuk akal, karena berdasarkan sejarah emas butuh Sembilan tahun sejak 2011 untuk kembali ke level tertingginya.
“Harga emas ada di atas USD1.900 per troy once juga karena adanya pandemi Covid-19,” lanjut dia.
Vaksin jadi kunci
Menurut Ibrahim, saat vaksin Covid-19 ditemukan harga emas akan terkoreksi dalam.
Dia mengatakan kemungkinan harga emas akan terkoreksi dan kembali pada level USD1.750-USD1.800 per troy once atau sekitar Rp750 ribu-Rp850 ribu per gram saat WHO ataupun pemerintah negara-negara di dunia mengumumkan obat virus korona.
Penurunan harga emas tersebut menurut Ibrahim juga diikuti penguatan nilai tukar rupiah yang mungkin akan kembali ke level di bawah Rp14 ribu per dolar AS.
“Jadi, intinya sabar dulu untuk membeli emas dan bagi yang punya emas, sekarang saat yang tepat untuk menjual,” lanjut dia.
Sementara itu, Analis Emas Monex Investindor Ariston Tjendra mengatakan juga mengatakan harga emas akan turun drastis saat vaksin Covid-19 ditemukan.
“Pasar sedang menunggu vaksin yang mungkin akan keluar akhir tahun ini atau awal tahun depan,” kata Ariston.
Saat vaksin ditemukan, pelaku pasar tidak lagi khawatir meninggalkan aset aman seperti emas. Mereka akan beralih ke aset berisiko seperti saham, ujar dia.
“Kemungkinan pada 2021 emas kembali landai ke Rp800 ribu-Rp900 ribu saat vaksin ditemukan,” tambah Ariston.
Menurut dia, lonjakan harga emas saat ini terjadi karena kekhawatiran pasar terhadap perekonomian akibat penularan Covid-19 yang belum ada penangkalnya, serta ketegangan geopolitik antara AS dan China.
“Investor cenderung mengamankan asetnya di emas dan obligasi AS sehingga mendorong harga emas terus naik,” kata Ariston.
Menurut dia harga emas tertinggi pada tahun ini sekitar USD2.100 per troy once atau Rp1.120.000 per gram dan setelah melewati angka itu akan kembali landai.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.