Politik, Nasional

Satu anggota Kelompok Ali Kalora tewas dalam baku tembak

Satgas Tinombala masih memburu 12 orang kelompok MIT termasuk pemimpin mereka, Ali Kalora

Nicky Aulia Widadio  | 04.03.2019 - Update : 04.03.2019
Satu anggota Kelompok Ali Kalora tewas dalam baku tembak Ilustrasi. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Nicky Aulia Widadio

JAKARTA

Satuan Tugas (Satgas) Tinombala menembak mati satu orang anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) bernama Basir alias Romzi.

Asisten Operasional Kapolri Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi mengatakan baku tembak terjadi di Desa Padopi, Poso, Sulawesi Tengah pada Minggu, 3 Maret 2019 sekitar pukul 17.15 waktu setempat.

“Basir diduga berasal dari Bima dan meninggal dunia dengan barang bukti satu pucuk senjata M16,” ujar Rudy dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Basir memiliki peran vital di kelompok MIT sebagai salah satu pemegang senjata dengan kemampuan yang baik.

Basir juga terlibat langsung dalam beberapa kali kontak senjata dengan Satgas Tinombala.

Selain itu, Satgas Tinombala juga menangkap seorang anggota MIT pimpinan Ali Kalora bernama Aditya yang masih dalam pemeriksaan.

Setelah baku tembak ini, Satgas Tinombala masih memburu 12 orang kelompok MIT termasuk pemimpin mereka, Ali Kalora.

Rudy mengatakan mereka membagi diri menjadi dua kelompok kecil kemudian berpencar di wilayah pesisir utara Poso, pesisir selatan Poso, dan Sausu, Parigi Moutong.

Dia memastikan kelompok MIT pimpinan Ali Kalora tidak mendapat suplai senjata atau logistik dari kelompok lain.

Satgas Tinombala mengidentifikasi kelompok ini memiliki dua senjata jenis M16 dan dua senjata jenis revolver.

“Senjatanya tidak pernah tambah, peluru tidak pernah tambah,” tutur Rudy.

Sebelumnya, Polri telah mengultimatum Ali Kalora untuk menyerahkan diri sebelum 29 Januari 2019, namun ultimatum itu diabaikan.

Kelompok Ali Kalora bertanggung jawab atas pembunuhan seorang penambang emas di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada akhir Desember lalu.

Ali Kalora menjadi petinggi di MIT setelah sejumlah pimpinan kelompok ini satu per satu tewas dan ditangkap.

Pemimpin sekaligus pendiri MIT, Santoso tewas dalam baku tembak dengan Satgas Tinombala di Pegunungan Biru, Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah pada Juli 2016 lalu.

Satgas Tinombala kemudian menangkap Basri, yang merupakan tangan kanan Santoso pada September 2016.

Sedangkan salah satu pentolan kelompok ini, Sabar Subagio alias Daeng Koro telah lebih dulu tewas dalam baku tembak pada April 2015 lalu.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.