Nasional

Polisi ungkap kronologi aksi kekerasan di Tanah Abang

Dalam konferensi persnya pada Rabu di Jakarta, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan sebelumnya demonstrasi berlangsung lancar dan tertib

Pizaro Gozali İdrus  | 22.05.2019 - Update : 23.05.2019
Polisi ungkap kronologi aksi kekerasan di Tanah Abang Massa terlibat bentrok dengan polisi anti huru-hara di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Indonesia pada Rabu pagi 22 Mei 2019. Bentrok ini merupakan buntut dari demonstrasi massa di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menentang hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan pasangan petahana Jokowi dan Ma'ruf Amin sebagai presiden terpilih 2019-2024 pada rabu kemarin. (Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Pizaro Gozali

JAKARTA

Polri membeberkan kronologi bentrokan antara polisi dan massa dari Tanah Abang usai demonstrasi di Bawaslu.

Dalam konferensi persnya pada Rabu di Jakarta, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan sebelumnya demonstrasi berlangsung lancar dan tertib.

Polisi, kata Tito, juga telah melakukan negosiasi dengan demonstran yang menentang hasil pemilihan presiden di kantor Bawaslu.

Tito mengatakan negosiasi itu terjadi untuk memberikan toleransi bagi demonstran melaksanakan buka puasa dan salat tarawih di depan Bawaslu.

Melalui negosiasi ini, kata Tito, massa demonstran akhirnya bubar pada 21.00 WIB.

Namun, kata Tito, pada pukul 22.30-23.00 WIB datang sekelompok masyarakat, anak-anak muda, yang berjumlah 300-400 orang yang mendatangi Bawaslu dari Tanah Abang.

“Mereka langsung melempari anggota di sana yang bertugas di Bawaslu dengan alat membahayakan, batu besar, conblock, bom molotov dan petasan,” terang Tito dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta pada Rabu.

Menghadapi situasi ini, ujar Tito, petugas pertama-tama bersikap defensive.

Tapi karena menghadapi serangan, anggota polisi mendorong massa hingga Tanah Abang.

Menurut Tito, saat itu massa banyak melakukan lemparan molotov itu berbahaya. Membakar ban, dan lain sebagainya.

Situasi ketegangan ini, kata Tito, berlanjut sampai jam 3-4 pagi. Di tempat lain, kelompok anak muda ini menyerang Asrama Polisi di Petamburan.

Setelah itu, terang Tito, ada peristiwa lain di Asrama Polisi di Cideng di mana sekelompok massa yang berusaha menyerang asrama.

Sedangkan di Jatinegara, lanjut Tito, juga ada yang membakar ban di jalan.

Tito mengaku situasi mulai mereda pada Rabu pagi.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın