Pemilik bom Pasuruan diduga terlibat perampokan bank di Medan
'Jaringannya tidak jauh dari jaringan kelompok yang merampok Bank CIMB Niaga di Medan, Sumatera Utara, 2010 lalu,' kata Kapolri Tito Karnavian
Jakarta Raya
Shenny Fierdha
JAKARTA
Polisi mengungkapkan bahwa pemilik bom yang meledak tiba-tiba di Pasuruan, Jawa Timur, Abdullah, diduga terlibat dengan kelompok teroris yang merampok Bank CIMB Niaga di Medan, Sumatera Utara, pada 2010 silam
Meski Abdullah alias Anwardi hingga kini masih buron, namun teman-temannya sudah ditangkap polisi.
"Jaringannya tidak jauh dari jaringan kelompok yang merampok Bank CIMB Niaga di Medan, Sumatera Utara, pada 2010 lalu yang waktu itu saya pimpin penangkapannya," ungkap Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian saat mengunjungi Markas Komando Korps Brigade Mobil Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Senin.
Dia menjelaskan bahwa polisi saat itu menangkap 16 orang terkait perampokan tersebut dan salah satu tersangka yang ditahan ialah Nibras yang merupakan teman Abdullah.
Sementara itu, istri Abdullah, Dina Rohana, sudah ditahan polisi tidak lama sesudah ledakan untuk diperiksa lebih lanjut.
"Dia tahu bahwa suaminya terlibat jaringan [teroris]. Tanpa Dina harus ikut membuat bom, kita bisa memproses dia dan menahannya selama maksimal 200 hari," jelas Tito.
Pada 5 Juli 2018, terdengar beberapa ledakan di rumah yang dikontrak oleh Abdullah dan Dina di Desa Pogar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Bom meledak tiba-tiba saat masih dirakit oleh Abdullah, melukai anak laki-laki mereka yang masih berusia enam tahun dan merusak rumah.
Polisi mengatakan bahwa bom berdaya ledak rendah dan tergolong sebagai bom ikan.
Tak lama sesudah ledakan, Abdullah melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor dan sampai sekarang masih diburu polisi.