Nasional

Kemenkes: Indikasi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia mulai terlihat

Kasus kematian akibat Covid-19 juga meningkat sebesar 20 persen dalam sepekan terakhir dan jumlah pasien yang dirawat juga bertambah 1,28 persen

Nicky Aulia Widadio  | 30.04.2021 - Update : 30.04.2021
Kemenkes: Indikasi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia mulai terlihat Umat Muslim Indonesia mengenakan masker dan menjaga jarak sosial untuk mengekang penyebaran virus korona (Covid-19) saat mereka melaksanakan salat Jumat pertama bulan suci Ramadan di masjid Taqwa Puspa Raya di Bojong Gede, Provinsi Jawa Barat, Indonesia pada tanggal 16 April 2021. ( Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency )

Jakarta Raya

JAKARTA

Kementerian Kesehatan meminta masyarakat mewaspadai lonjakan kasus Covid-19, setelah tren kasus positif mulai meningkat pada April 2021.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan indikasi lonjakan kasus mulai terlihat, setelah tren penularan Covid-19 sempat melandai pada bulan lalu.

“Kemarin (Kamis) jumlah kasus melonjak menjadi 5.800 kasus, ada tambahan 600 kasus. Ini jadi alarm bagi kita,” kata Nadia melalui konferensi pers virtual, Jumat.

Selain itu, kasus kematian akibat Covid-19 juga meningkat sebesar 20 persen dalam sepekan terakhir dan jumlah pasien yang dirawat juga bertambah 1,28 persen.

Kementerian Kesehatan juga menyoroti munculnya sejumlah klaster Covid-19 dari perkantoran, mudik Lebaran yang lebih awal, salat tarawih berjamaah, serta buka puasa bersama.

Salah satu klaster yang menjadi perhatian yakni klaster ibadah tarawih di Banyumas di mana 51 orang terinfeksi Covid-19 setelah seorang jemaah yang terinfeksi tetap datang ke masjid.

Dia menuturkan Indonesia juga perlu lebih waspada mengingat 10 kasus Covid-19 dengan varian B117 —varian yang pertama kali dilaporkan di Inggris— juga telah ditemukan di Indonesia. Empat kasus di antaranya merupakan transmisi lokal.

Nadia mengingatkan masyarakat untuk mematuhi kebijakan pemerintah untuk tidak mudik Lebaran dan membatasi aktivitas yang tidak esensial.

“Kami mohon masyarakat lebih disiplin lagi menerapkan protokol kesehatan, kita tahu sudah ada potensi pelonjakan kasus, sudah ada varian baru yang kemungkinan menambah beratnya lonjakan kasus,” ujar Nadia.

Dia mengatakan, sejumlah negara di dunia juga melakukan pembatasan aktivitas dan lockdown karena lonjakan kasus Covid-19 gelombang ketiga.

“Kita harus belajar dari India yang kasusnya mencapai 18 juta dan kematian terjadi setiap 4 menit. Kita tidak ingin Indonesia masuk dalam kondisi ini,” kata dia.

Indonesia sejauh ini telah mencatat lebih dari 1,6 juta kasus positif Covid-19, 45 ribu pasien meninggal, dan 100 ribu kasus aktif.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.