Indonesia targetkan 600 ribu hektar lahan mangrove pada 2024
“Mangrove in merupakan salah satu tanaman yang mampu menyerap emisi karbon yang sampai 12 (dua belas) kali, kalau sudah cukup matang kata Luhut.
JAKARTA
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan melakukan penanaman mangrove dalam rangka percepatan program rehabilitasi mangrove di Maros-Sulawesi Selatan pada Jumat.
“Mangrove in merupakan salah satu tanaman yang mampu menyerap emisi karbon yang sampai 12 (dua belas) kali, kalau sudah cukup matang. Jadi saya pikir pak Gubernur, penanaman mangrove ini sangat penting. Ayo kita tanam mangrove,” ujar Luhut kepada para peserta penanaman mangrove.
Luhut menyarankan kepada Gubernur Sulawesi Selatan untuk membentuk Perda penanaman mangrove. Menurutnya, restorasi mangrove merupakan persoalan lingkungan yang penting dan dengan harganya yang tidak mahal penanaman mangrove dapat dilaksanakan setiap level.
“Mangrove menyerap emisi karbon tinggi. Target kita 600 ribu hektar, kita harus selesaikan 2024, tahun ini kita targetkan 100rb Hektar dapat kita tanami atau lebih ungkapnya.
Mengenai penanaman mangrove oleh setiap lapisan masyarakat, Luhut berkelakar jika diperlukan setiap pihak yang mengajukan permohonan ke pemerintah daerah agar menanam mangrove sebagai salah satu syaratnya.
“Kalau kita punya spirit yang sama, kita kerja terintegrasi, kita pasti bisa mengejar target. Saya berharap kalau ada tanah Hak Guna Usaha (HGU) yang terlantar, ambil saja. Pokoknya tanam saja mangrove atau apa saja yang bermanfaat untuk rakyat kita,” tutur Luhut.
Luhut menceritakan upaya awal kerja sama restorasi mangrove tidak berjalan baik, namun begitu target 600 ribu hektar mulai berjalan, menurut Menko Luhut banyak negara investor mulai berdatangan.
Selanjutnya Luhut menekankan bahwa program rehabilitasi mangrove tidak hanya terkait dengan restorasi mangrove, tapi juga mengedepankan konservasi yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
“Saya berharap ini tidak hanya pekerjaan pemerintah, melainkan semua komunitas, apakah itu LSM, swasta, maupun masyarakat itu sendiri, untuk melakukan kerja sama dalam membangun mangrove, sehingga membuat udara lebih sehat lagi. Karena mangrove ini untuk generasi kita yang akan datang,” pungkasnya.