Budaya, Nasional

Harmoko, mantan menteri dan politisi Orde Baru, wafat

Harmoko mengangkat Soeharto sebagai presiden Indonesia ke-7, namun dua bulan kemudian meminta Soeharto mundur karena gerakan reformasi semakin kuat

Umar Idris  | 04.07.2021 - Update : 05.07.2021
Harmoko, mantan menteri dan politisi Orde Baru, wafat Harmoko (Foto file Wikipedia - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA, Indonesia 

Mantan menteri penerangan Indonesia yang juga mantan ketua umum partai berkuasa saat itu, Golkar, Harmoko meninggal dunia, pada Minggu malam pukul 20.22 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, Jakarta.

"Innalillahi wa innailaihi rojiun telah meninggal dunia Bapak H. Harmoko bin Asmoprawiro," kata Ketua DPP Golkar Dave Laksono kepada wartawan, Minggu (4/7/2021).

Harmoko meninggal pada usia 82 tahun. Almarhum akan disemayamkan di rumah duka di komplek Taman Patra, Kuningan, Jakarta Selatan.

Pada tahun 1970, bersama beberapa temannya, dia menerbitkan harian Pos Kota yang mengantarkannya menjadi ketua umum asosiasi wartawan dan menjadi menteri penerangan.

Sebagai menteri penerangan, Harmoko mencetuskan gerakan Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca dan Pirsawan) sebagai alat untuk menyebarkan informasi dari pemerintah.

Harmoko menjabat sebagai menteri penerangan selama 14 tahun. Selain itu, Harmoko juga pernah menduduki kursi Ketua Umum Golkar.

Salah satu ungkapan Harmoko yang populer selama menjabat ialah "atas petunjuk bapak presiden".

Selanjutnya, dia juga menjabat Ketua MPR/DPR di penghujung era Soeharto.

Saat jadi Ketua MPR/DPR periode 1997-1999, Harmoko mengangkat Soeharto sebagai presiden Indonesia untuk masa jabatan ke-7.

Namun dua bulan kemudian pada awal Mei 1998 Harmoko pula meminta Soeharto turun ketika gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi semakin kuat.



Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın