Nasional

65 juta anak perempuan di dunia tidak dapat akses pendidikan

Padahal, 62 persen dari 10.000 anak dan kaum muda perempuan yang disurvei di 19 negara, mengatakan yakin dengan kemampuan mereka untuk memimpin

Maria Elisa Hospita  | 07.03.2021 - Update : 08.03.2021
65 juta anak perempuan di dunia tidak dapat akses pendidikan Siswa mengenakan masker dan menjaga jarak fisik untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19) saat sekolah dibuka kembali selama pandemi di Pondok Pesantren Daarul Rahman di Jakarta, Indonesia pada tanggal 20 November 2020. Sekolah di zona merah dibuka secara bertahap di bawah pengawasan pemerintah daerah dan tim percepatan penanganan gugus tugas Covid-19. Sementara 11 area di zona kuning dan hijau sudah mulai dibuka minggu ini. ( Anton Raharjo - Anadolu Agency )

Jakarta Raya

JAKARTA

Yayasan PLAN International Indonesia pada Sabtu mengungkapkan bahwa 65 juta anak perempuan di seluruh dunia tidak mendapat akses pendidikan.

Padahal, 62 persen dari 10.000 anak dan kaum muda perempuan yang disurvei di 19 negara, mengatakan yakin dengan kemampuan mereka untuk memimpin.

Selain itu, 76 persen dari mereka secara aktif menyurakan keinginan mereka untuk menjadi pemimpin dalam karier, komunitas, atau di negara mereka.

Hal itu menunjukkan bahwa anak perempuan di berbagai pelosok punya keinginan kuat untuk maju, namun masih menghadapi berbagai hambatan.

Menurut CEO PLAN International, perempuan sejak kecil masih menghadapi stereotip gender dan bias di berbagai hal dari akses sekolah, pekerjaan, kesempatan memimpin maupun membuat berbagai keputusan untuk hidupnya.

“Untuk itu, kami bekerja dengan berbagai mitra untuk terus mendorong kesetaraan dan kepemimpinan bagi anak perempuan di berbagai bidang,” kata Anne-Birgitte Albrectsen.

Dalam kesempatan yang sama, komitmen untuk pemberdayaan anak dan kaum muda perempuan di Indonesia juga disuarakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Menteri Mulyani yang berperan sebagai mentor bagi 120 anak dan kaum muda perempuan dalam kegiatan Girls Leadership Program (GLP) dari seluruh Indonesia sejak Desember 2020, mengatakan ingin agar anak-anak perempuan mampu mengembangkan kepemimpinan mereka.

"Modalnya adalah mereka memiliki sensitivitas pada lingkungannya. Apa yang bisa saya bantu? Itu adalah ciri seorang pemimpin," kata menteri selama dialog antargenerasi bertajuk “Women & Girls: Game Changers in Development" pada Sabtu.

"Kepedulian dan keinginan untuk melakukan sesuatu yang membantu orang lain, karena Anda sebenarnya punya alasan untuk tidak berbuat apa-apa,” imbuh dia.

Diskusi virtual yang digelar dalam rangka perayaan Hari Perempuan Internasional ini diikuti lebih dari 2.000 anak dan remaja perempuan.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.