Polri akhiri operasi di Mako Brimob dengan ledakan sterilisasi
Setelah 36 jam berseteru dengan narapidana kasus teroris, akhirnya rumah tahanan di kompleks Mako Brimob berhasil dikuasai oleh Polri

Jakarta Raya
Megiza Asmail
JAKARTA
Wakil Kepala Polri Komjen Syafruddin mengakui adanya ledakan dan rentetan senjata api di dalam area tahanan Markas Korps Brimob Kelapa Dua, Depok, sekira pukul 07.15 WIB pagi ini.
Wakapolri memastikan ledakan tersebut tidak menyebabkan korban jiwa. “Ledakan yang Anda dengar itu tidak ada korban jiwa. Itu sterilisasi,” kata Syafruddin dalam konferensi pers di Mako Brimob, Kamis.
Dalam kesempatan itu, Syafruddin menjelaskan hingga pagi ini sebanyak 156 orang narapidana teroris yang terlibat dalam insiden penyanderaan telah dikeluarkan dari tahanan dan diisolasi.
“Saat ini masih proses isolasi dulu. Nanti akan dibicarakan ke Kemenkumham dan Dirjen Lapas [akan dipindahkan ke mana]. Di sini akan dikosongkan dulu, untuk kewenangan semuanya ada di Dirjen Lapas,” ujar Wakapolri.
Syafruddin juga menegaskan bahwa pihak kepolisian tidak melakukan negosiasi dalam menanggulangi kerusuhan di dalam tahan yang terjadi sejak Rabu dini hari. Syafruddin memastikan teknik yang dilakukan oleh Polri untuk menangani aksi narapidana ini adalah dengan pendekatan soft approach.
“Saya ralat, yang kami lakukan bukan negosiasi. Ini proses penanggulangan. Yang dilakukan adalah soft approach dan penanggulangan. Bukan negosiasi. Operasi penyanderaan ini berjalan selama 36 jam,” tegas dia.
Lebih lanjut, Syafruddin menuturkan dalam kericuhan Rabu dini hari oleh ratusan narapidana kasus teroris yang tinggal di dalam Rutan Cabang Salemba di kompleks Mako Brimob itu menyebabkan sembilan penjaga tersandera, dan berakhir dengan lima orang tewas dan empat lainnya luka-luka.
“Terakhir atas nama Iwan Sarjana baru dibebaskan pukul 02.00 dini hari. Atas nama pimpinan Polri yang bertanggung jawab atas operasi ini, saya mohon maaf karena seluruh masyarakat terganggu, menjadi pusat perhatian seluruh anak bangsa, dan pusat perhatian dunia, Polri mohon maaf atas kejadian ini,” tukas Syafruddin.