Polisi kirim lebih sedikit personel untuk Operasi Tinombala
Operasi Tinombala merupakan operasi gabungan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan kepolisian yang sudah dilangsungkan sejak 2016 untuk memburu kelompok MIT pimpinan Santoso
Jakarta Raya
Shenny Fierdha
JAKARTA
Kepolisian tidak akan menerjunkan jumlah pasukan sebanyak saat awal diluncurkannya Operasi Tinombala untuk meringkus kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) menyusul diperpanjangnya operasi ini selama tiga bulan.
Operasi Tinombala diperpanjang mulai Juli sampai September 2018.
"Jumlah pasukan tidak sebesar saat awal. Itu hanya pakai personel di wilayah saja," ucap Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Jenderal Syafruddin di Jakarta, Jumat.
Namun dia tidak merinci berapa pastinya jumlah personel yang diterjunkan untuk operasi yang baru diperpanjang ini.
Guna mendukung kelancaran operasi, dia mengatakan bahwa anggaran pun perlu diperhatikan.
"Karena operasi bukan hanya menyangkut peralatan, tapi juga menyangkut anggaran. Perlu ada anggaran operasional," ujar Syafruddin.
Operasi Tinombala merupakan operasi gabungan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan kepolisian yang sudah dilangsungkan sejak 2016 untuk memburu kelompok MIT pimpinan Santoso.
Kelompok tersebut bersembunyi di belantara Poso, Sulawesi Tengah.
Santoso, yang berperan sebagai Komandan MIT, sudah tewas dalam baku tembak di Pegunungan Biru, Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, pada Juli 2016 silam.
Meski begitu, sejumlah anggotanya yang belum tertangkap masih berkeliaran di dalam hutan dan meresahkan warga.