Regional

Myanmar vonis mati dua pelaku pembunuhan pengacara Muslim

Pelaku dan perancang pembunuhan dijatuhi hukuman mati dalam kasus pembunuhan mantan ajudan Suu Kyi yang tewas di bandara pada 2017

16.02.2019 - Update : 17.02.2019
Myanmar vonis mati dua pelaku pembunuhan pengacara Muslim Ilustrasi: Hukuman mati. (Foto file - Anadolu Agency)

Kyaw Ye Lynn

YANGON, Myanmar

Pengadilan Myanmar pada Jumat menjatuhkan hukuman mati kepada dua terdakwa pembunuhan pengacara Muslim terkemuka yang juga pembantu pemimpin Aung San Suu Kyi.

Ko Ni, 63, yang merupakan penasihat hukum pemimpin partai yang berkuasa Aung San Suu Kyi, ditembak mati di kepalanya oleh pria bersenjata di Bandara Internasional Yangon pada 29 Januari 2017.

Kyi Lin, yang ditangkap tak lama setelah penembakan, mengaku telah diperintahkan oleh tiga mantan perwira militer dan seorang pengusaha untuk membunuh Ni.

Akibat kejadian ini, polisi menangkap Zaw, Zeya Phyo, dan Aung Win Tun, yang dicurigai sebagai dalang penembahkan pada Februari 2017.

Lin dan Aung Win Zaw dijatuhi hukuman mati setelah Pengadilan Distrik Utara Yangon menyatakan mereka bersalah atas pembunuhan berencana dan kepemilikan senjata ilegal.

Dalam serangan itu, Nay Win, seorang sopir taksi berusia 48 tahun, juga ditembak mati di luar bandara ketika berusaha menangkap pria bersenjata itu.

Lin juga dijatuhi hukuman 20 tahun penjara karena menyebabkan kematian Win.

Namun, tersangka lainnya Aung Win Khaing, seorang pensiunan letnan kolonel, masih dinyatakan buron oleh pengadilan.

Namanya tercatat dalam "red notice" Interpol yang dikeluarkan atas permintaan polisi Myanmar.

Hukuman di bawah ekspektasi

Persidangan akhirnya mencapai vonis setelah melewati 104 masa sidang dalam lebih dari dua tahun sejak pembunuhan.

Pengadilan Myanmar juga memerintahkan hukuman penjara untuk dua terdakwa lainnya karena peran mereka dalam pembunuhan.

Zaya Phyo dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena memalsukan bukti-bukti, sementara Aung Win Tun dijatuhi hukuman tiga tahun penjara karena menyembunyikan seorang pelaku.

Khin Maung Htay, pengacara korban, mengaku "tidak puas" dengan hukuman yang dijatuhi kepada Phyo.

“Zeya Phyo harus didakwa dan diberi hukuman atas pembunuhan yang direncanakan, tetapi pengadilan meringankan hukumannya. Kami tidak puas dengan hukuman itu. Jadi kami akan mengajukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi,” katanya kepada wartawan di luar pengadilan.

"Putusan ini belum memenuhi harapan kami," kata dia.

'Pengadilan gagal ungkap pelaku sesungguhnya'

Meskipun kasus pembunuhan ini sudah mencapai vonis, banyak pihak percaya bahwa kasus ini masih belum mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya.

Robert San Aung, seorang pengacara hak asasi manusia ternama, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa pengadilan gagal mengungkap siapa otak di balik pembunuhan itu.

"Orang-orang ini bukan dalang. Lin bersaksi di pengadilan bahwa ia melakukan tindakan kejahatan itu karena dia dan keluarganya diancam oleh mantan perwira militer bernama Myint Swe,” ujar dia melalui telepon, Jumat.

"Jadi kebenaran tidak akan terungkap selama Aung Win Khaing atau Myint Swe masih bebas," kata pengacara yang juga seorang Muslim ini.

Dia ragu apakah kedua buronan itu adalah otak sebenarnya dari pembunuhan itu.

"Tidak ada yang tahu apakah mereka masih hidup atau mereka dilindungi oleh seseorang yang berkuasa," katanya.

"Jadi, masih ada jalan panjang untuk menemukan kebenaran," kata dia.

Anadolu Agency tidak dapat menghubungi anggota keluarga Ni untuk dimintai komentar terkait putusan pengadilan ini. Keluarga Ni tidak hadir selama persidangan pada Jumat.

Tahun lalu, Yin Nwe Khaing, putri tertua korban, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa satu-satunya hal yang diwaspadai keluarga adalah kehilangan keadilan dan kebenaran.

'‘Yang ingin kami ketahui adalah siapa sebenarnya berada di balik kejadian ini,” kata Khaing pada Januari 2018.

Khaing percaya keempat tersangka bukanlah pelaku utama di balik pembunuhan itu.

"Sepertinya kita tidak bisa mendapatkan kebenaran selama Aung Win Khaing masih bebas," kata Yin Nwe Khaing.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.