Regional

Indonesia-Malaysia sepakat selesaikan Laut China Selatan dengan dialog

Dalam pertemuan bilateral kedua kepala negara, dibahas juga isu tenaga kerja migran dan permasalahan perbatasan

Erric Permana  | 29.06.2018 - Update : 30.06.2018
Indonesia-Malaysia sepakat selesaikan Laut China Selatan dengan dialog Presiden Indonesia Joko Widodo bersama dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berjalan bersama saat pertemuan di Istana Bogor, Jawa Barat, Indonesia, pada hari Jumat, 29 Juni 2018. (Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Erric Permana

JAKARTA

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dalam pertemuan bilateralnya pada Jumat membahas mengenai isu Laut China Selatan.

Menurut Presiden Jokowi - sapaan presiden - Malaysia dan Indonesia sepakat untuk menyelesaikan permasalahan Laut China Selatan dengan dialog dan hukum internasional yang berlaku.

“Kita memiliki komitmen yang sama bahwa penyelesaian lewat dialog yang berbasis pada hukum-hukum internsional akan kita kedepankan,” ujar Joko Widodo saat memberikan pernyataan pers bersama dengan Mahathir Mohamad di Istana Bogor, Jawa Barat.

Isu mengenai Laut China Selatan menyebabkan hubungan sejumlah negara-negara ASEAN dengan Tiongkok memanas. Tiongkok mengklaim sejumlah wilayah di sana, bahkan Tiongkok terus melakukan reklamasi dan militerisasi di pulau-pulau buatannya.

Sejauh ini, ada empat negara ASEAN yang mengajukan klaim teritorial di Laut China Selatan yakni Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia dan Vietnam.

Isu TKI dan perbatasan

Dalam pertemuan yang sama, Presiden Joko Widodo juga sempat meminta perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di Malaysia. Isu ini merupakan isu penting kedua negara, terlebih hingga saat ini tercatat ada sekitar 2 juta TKI yang bekerja di Negeri Jiran.

“Kami juga menitipkan untuk perlindungan bagi Tenaga Kerja Indonesia yang berada di Malaysia. Dan juga pembangunan sekolah-sekolah bagi anak-anak Indonesia yang berada di Malaysia,” jelas dia.

Menanggapi hal itu, Mahathir menyatakan bakal membenahi sekolah atau community learning centre agar anak-anak Indonesia yang dibawa oleh orangtuanya yang bekerja sebagai TKI bisa belajar di sana.

“Kita sadar bahwa ramai juga rakyat Indonesia yang berada di Malaysia. Ada yang datang secara halal dan ada yang datang secara tidak legal. Tetapi kita sadar yang datang secara legal ini mereka tidak datang sendirian, tapi dengan keluarga mereka, dengan anak-anak mereka. Dan anak-anak mereka perlu mendapatkan pelajaran dan dapat pergi ke sekolah,” ucap Mahathir.

Permasalahan bilateral lain yang juga dibahas dalam pertemuan Joko Widodo-Mahathir Mohamad adalah tentang perbatasan antar kedua negara. Kedua kepala negara sepakat untuk segera menyelesaikan permasalahan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia dengan cara berbagi wilayah.

Menurut Mahathir, penyelesaian persoalan perbatasan tidak bisa diselesaikan sendiri.

“Kita perlu terima bahwa ada kerja sama antara Indonesia dan Malaysia seperti Malaysia melakukan kerja sama dengan Thailand, di mana kita mengadakan joint development area,” pungkas Mahathir.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.