Nasional

Anggota kelompok teror Ali Kalora bertambah

Jumlah kelompok MIT pimpinan Ali Kalora kini diburu polisi menjadi 14 orang

Nicky Aulia Widadio  | 16.01.2019 - Update : 16.01.2019
Anggota kelompok teror Ali Kalora bertambah Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo. (Nicky Aulia Widadio)

Jakarta Raya

Nicky Aulia Widadio

JAKARTA

Polisi mengidentifikasi jumlah anggota kelompok teror Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora bertambah empat orang.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo menuturkan dengan penambahan anggota tersebut, jumlah kelompok Ali Kalora kini diburu polisi menjadi 14 orang.

Polisi telah menetapkan keempat orang yang berasal dari Banten dan Makassar tersebut sebagai buron.

“Mereka awalnya adalah simpatisan Ali Kalora dan juga terpapar radikalisme, baru bergabung dengan kelompok Ali Kalora,” kata Dedi ketika dihubungi, Rabu.

Polisi masih mendalami bagaimana keempat orang tersebut bergabung dengan Ali Kalora cs, mengingat selama ini Ali Kalora disebut terisolasi di pedalaman Poso, Sulawesi Tengah.

Mereka, kata Dedi, kemungkinan bergabung dengan Ali Kalora setelah gempa dan tsunami di Palu atau saat pengalihan Satuan Tugas Tinombala dari Markas Besar Polri kepada Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah pada Agustus 2018 lalu.

“Bagaimana pastinya proses perekrutan tersebut berlangsung masih diidentifikasi,” kata dia.

Satgas Tinombala masih memburu ke-14 orang Kelompok Santoso.

Dedi menuturkan kelompok Ali Kalora cs membagi diri menjadi beberapa kelompok kecil dan bersembunyi di kawasan Gunung Biru, Poso.

Satgas Tinombala masih memburu Kelompok Ali Kalora usai mereka memutilasi seorang penambang emas di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada akhir Desember lalu.

Ali Kalora menjadi petinggi di MIT setelah sejumlah pimpinan kelompok ini satu per satu tewas dan ditangkap.

Pemimpin sekaligus pendiri MIT, Santoso alias Abu Wardah tewas dalam baku tembak dengan Satgas Tinombala di Pegunungan Biru, Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah pada Juli 2016 lalu.

Satgas Tinombala kemudian menangkap Basri, yang merupakan tangan kanan Santoso pada September 2016.

Sedangkan salah satu pentolan kelompok ini, Sabar Subagio alias Daeng Koro telah lebih dulu tewas dalam baku tembak pada April 2015 lalu.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.