Ekonomi, Regional

Peringkat keselamatan penerbangan Malaysia turun

Malaysia adalah negara Asia ketiga yang masuk dalam kategori dua Federal Aviation Administration (FAA) bersama Bangladesh dan Thailand

Muhammad Nazarudin Latief  | 13.11.2019 - Update : 14.11.2019
Peringkat keselamatan penerbangan Malaysia turun Ilustrasi: Pesawat terbang. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Penurunan peringkat keselamatan penerbangan Malaysia oleh The US Federal Aviation Administration (FAA) membuat Asia menjadi kawasan dengan maskapai yang paling banyak dilarang melintasi wilayah udara negara itu.

“Setelah mendengar Malaysia masuk kategori 2, faktor keselamatan langsung dipertanyakan. Masyarakat mulai khawatir, dan berkata ‘oh, saya tidak ingin naik maskapai Malaysia itu lagi,” ujar Mohshin Aziz, analis di bank investasi Maybank, seperti dimuat Bangkok Post, Rabu.

FAA pada Senin lalu menurunkan peringkat Malaysia masuk pada peringkat kedua, dengan demikian melarang penerbangan baru dari negara itu ke New York dan San Francisco.

Malaysia adalah negara Asia ketiga yang masuk dalam kategori tersebut, bersama dengan Bangladesh dan Thailand. Kemudian Kosta Rika, Curacao, dan Ghana adalah negara-negara lain yang masuk kategori dua.

Penilaian FAA didasarkan pada standar keselamatan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional dan fokus pada Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia, bukan maskapai swasta.

Hal yang sama sebenarnya pernah diterapkan untuk melarang penerbangan dari India, Vietnam dan Indonesia - meskipun ketiganya sudah masuk kembali dalam kategori I.

Dengan keputusan ini, Malaysia tidak bisa membuka rute baru ke AS atau melakukan penerbangan codeshare dengan operator Amerika.

Pesawat Malaysia juga akan lebih diawasi secara ketat di bandara AS, meskipun hanya AirAsia X terbang di sana - ke Honolulu melalui Osaka.

Maskapai ini tidak segera menanggapi permintaan komentar. Saham AirAsia X naik 6 persen di Kuala Lumpur pada hari Selasa, kenaikan terbesar dalam tiga minggu.

New Straits Times melansir bahwa Malaysia Airlines (MAS) menyatakan beberapa perjanjian codeshare dengan mitra pada rute ke dan dari Amerika Serikat bisa terganggu.

Penumpang MAS terbang ke Amerika Serikat dengan grup Oneworld. MAS juga mempunyai kesepakatan codeshare dengan American Airlines, anggota Oneworld lainnya.

Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM) mengatakan pihaknya berharap untuk memulihkan peringkat Kategori 1 dengan cepat.

"Kami yakin kami bisa mencapainya dalam 12 bulan," kata anggota dewan CAAM Afzal Abdul Rahim.

Dia mengatakan CAAM perlu mengatasi 33 kelemahan yang ditemukan oleh FAA, termasuk yang terkait dengan sertifikasi teknis petugas, kesenjangan peraturan dan masalah struktural CAAM.

Penurunan peringkat ini membawa banyak implikasi negatif, seperti bisa mengubah persepsi publik, mengganggu bisnis pemeliharaan, menyulitkan pilot dan teknisi lokal untuk bekerja di luar negeri, serta bisa menaikkan premi asuransi dan tarif leasing.

Poin itu digaungkan oleh Gerry Soejatman, seorang analis penerbangan yang berbasis di Jakarta, yang juga mengatakan keputusan FAA dapat mempengaruhi perjalanan bisnis karena perusahaan dapat membatasi staf dari menerbangkan operator Kategori 2, seperti dikutip dari Bangkok Post.

Wakil menteri keuangan Malaysia Amiruddin Hamzah mengatakan bahwa penurunan peringkat akan diperhitungkan, tetapi tidak akan berdampak pada pariwisata, termasuk meningkatnya jumlah yang datang ke Malaysia untuk perawatan medis.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.