Ekonomi

Pabrik baterai Indonesia-Korea Selatan segera mulai groundbreaking

Pabrik ini nantinya akan menghasilkan baterai dengan kapasitas 10 gigawatt hour (GWh)

Muhammad Nazarudin Latief  | 24.05.2021 - Update : 27.05.2021
Pabrik baterai Indonesia-Korea Selatan segera mulai groundbreaking Ilustrasi: Pengisian baterai kendaraan listrik. (Muhammed Enes Yıldırım - Anadolu Agency )

Jakarta Raya

JAKARTA

PT Industri Baterai Indonesia, perusahaan patungan beberapa BUMN dan konsorsium pabrikan elektronik asal Korea Selatan LG, segera memulai groundbreaking (pembangunan tiang pancang) pabrik di kawasan Industri Deltamas, Karawang, Jawa Barat.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan proses ini menandai industri sel baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Menurut dia rencana ini adalah langkah penting, karena upaya hilirisasi industri pertambangan logam merupakan proses yang panjang dan tidak mudah.

“Pekerjaan ke depan akan semakin besar untuk membangun industri baterai yang terintegrasi di Indonesia,” ujar dia dalam siaran pers, Senin.

Pabrik ini nantinya akan menghasilkan baterai dengan kapasitas mencapai 10 gigawatt hour (GWh).

Produknya akan dipakai kendaraan listrik dari pabrikan Hyundai.

Menurut Menteri Bahlil tahap ini merupakan tindak lanjut penandatanganan Head of Agreements (HoA) atau Kesepakatan Pokok proyek investasi baterai terintegrasi bulan lalu.

Basis produksi baterai listrik terintegrasi ini merupakan pertama di Asia bahkan dunia.

Menurut Menteri Bahlil di tempat tersebut nanti akan terintegrasi fasilitas penambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining) serta industri precursor dan katoda hingga fasilitas produksi baterai listrik.

Nilai investasi diperkirakan mencapai USd9,8 miliar atau sekitar Rp140 triliun.

Menurut Menteri Bahlil, negosiasi proyek ini cukup panjang.

MoU ditandatangani pada 18 Desember 2020 di Seoul, Korsel antara Menteri Investasi/Kepala BKPM dan CEO LG Energy Solution setelah sebelumnya dilakukan 25 kali revisi dokumen.

Setelah HoA disepakati pada 29 April 2021, selanjutnya konsorsium melakukan studi gabungan (joint study), penyusunan perjanjian pemegang saham, dan perjanjian pendirian perusahaan.

Ketiga proses tersebut ditargetkan segera tuntas, sehingga groundbreaking pabrik bisa dijalankan segera dalam waktu dekat ini.

Menurut dia saat ini sedang dilakukan finalisasi MoU antara Hyundai di Cikarang untuk merampungkan rencana joint venture (JV) pembangunan pabrik baterai sel (cell battery) untuk kendaraan listrik tersebut.

Investasi yang akan digelontorkan untuk pembangunan pabrik ini sebesar USD1,2 miliar.

Pabrik tersebut rencananya akan menempati lahan seluas 33 hektare dan menyerap 1.000 tenaga kerja Indonesia.

PT Industri Baterai Indonesia dibentuk oleh empat BUMN yaitu Mining and Industry Indonesia (Mind Id), Pertamina, PLN dan Aneka Tambang.

Sementara itu, konsorsium LG terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LG International, POSCO dan Huayou Holding.



Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.