
Jakarta Raya
Muhammad Latief
JAKARTA
Malaysia membuka kemungkinan untuk membeli produk-produk dari negara lain, bahkan jet tempur dari China, jika Uni Eropa (UE) melanjutkan sikap diskriminatifnya terhadap minyak kelapa sawit/crude palm oil (CPO).
Dilansir New Straits Times, Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengatakan Malaysia sangat memungkinkan untuk melakukan aksi tersebut kampanye Uni Eropa untuk melarang masuknya CPO ke pasar mereka terus berlangsung.
"Kami dapat membalas jika mereka tidak ingin membeli minyak kelapa sawit kami. Maka kami tidak perlu membeli produk mereka juga.
“Saya baru saja kembali dari Pakistan di mana ada parade nasional dan ada aksi aerobatik mengesankan oleh jet tempur yang dibuat di China.
"Jika kita harus membeli jet tempur, kita harus mempertimbangkan buatan China dan kita akan membelinya. Teknologi China tidak seburuk dugaan kita, bahkan lebih baik daripada Barat. Barat takut dan melarang produk-produk China ke negara mereka. Mereka ingin menghentikan barang-barang dari China serta minyak sawit.
"Ini akan kita lakukan karena UE secara tidak adil menghentikan impor minyak sawit kami untuk melindungi pasar minyak mereka sendiri. Mereka terus mengambil tindakan terhadap kita, berusaha memiskinkan kita, "kata Mahathir.
Perdana menteri berbicara selama peluncuran kampanye Love My Palm Oil di East Estate, Sime Darby Plantations di Pulau Carey.
Mahathir mengatakan Putrajaya (pusat pemerintah Malaysia) akan mempertimbangkan untuk mengurangi pembelian produk dari negara-negara anggota UE meski ada kebutuhan membeli dari mereka.
"Kami tidak dapat berperang dengan mereka karena kami masih perlu membeli dari mereka tetapi hanya produk-produk tertentu. Kami memiliki banyak pilihan dan kami tidak dapat mengurangi produk-produk UE secara tergesa-gesa karena kami perlu mempelajari efeknya.
"Langkah kami bukan mempromosikan China tetapi menolak produk UE yang akan memiskinkan kami," kata Mahathir.
Mahathir menggambarkan ancaman UE terhadap minyak sawit sebagai propaganda buruk dan tidak ada alasan untuk memboikot produk tersebut jika mereka tidak merasa suka menggunakannya.
"Minyak sawit bukan racun. Tapi mereka ingin memberi label produk makanan tanpa minyak sawit. Ini propaganda mereka. Mereka tidak memiliki belas kasihan bagi 600.000 pekerja miskin yang akan kehilangan pekerjaan dan penghasilan mereka jika kita menutup perkebunan.
"Tetapi mereka lebih peduli dengan nasib satwa liar seperti gajah, harimau dan Orang Utan dengan menuduh kita sedang melakukan penggundulan hutan dan hewan-hewan kehilangan habitat mereka. Mereka ingin menyelamatkan hewan-hewan dengan mengorbankan orang miskin (pekerja perkebunan) ) di Malaysia.
"Itu seharusnya tidak terjadi. Jika mereka tidak ingin membeli minyak kelapa sawit kita, katakan saja mereka tidak mau. Jangan memberikan alasan yang tidak masuk akal," kata Mahathir.
Perdana Menteri mengatakan Malaysia perlu memenangkan perang ini dengan menolak produk-produk mereka.
Dia mengatakan diskriminasi Uni Eropa terhadap minyak sawit Malaysia adalah karena tingginya biaya produksi minyak kedelai dibandingkan dengan minyak sawit.
"Untuk memproduksi minyak kelapa sawit itu murah sementara kedelai mahal. Jadi kita perlu bersaing dan mengalahkan mereka. Untuk melindungi pasar minyak mereka, mereka mengklaim bahwa minyak sawit berbahaya untuk dikonsumsi, tidak sehat dan dapat membawa penyakit dan bahwa hutan dan margasatwa dihancurkan. karena deforestasi.
"Itu alasan mereka tetapi pada kenyataannya, minyak kedelai mereka tidak bisa lengkap dengan minyak sawit.
Pohon kelapa sawit yang pernah ditanam dapat menghasilkan buah selama 25 tahun sementara kedelai harus ditanam kembali setiap tahun. Tindakan mereka adalah melindungi kepentingan dan ekonomi mereka sendiri, "tambah Mahathir.
Mahathir juga memberikan perhatian pada penghentian impor minyak kelapa sawit dari Indonesia oleh Filipina.
Dia mengatakan sebagai negara-negara ASEAN, dia menyediakan ruang untuk diskusi dan penyelesaian masalah tersebut.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.