Ekonomi

Laut China Selatan rute 'utama' perdagangan minyak mentah

Lebih dari 30 persen rute maritim perdagangan minyak mentah dunia melewati Laut China Selatan, menurut badan energi AS

Astudestra Ajengrastrı  | 28.08.2018 - Update : 29.08.2018
Laut China Selatan rute 'utama' perdagangan minyak mentah Data oleh Administrasi Informasi Energi AS. (Dokumentasi EIA - Anadolu Agency)

Ankara

Hale Turkes

ANKARA

Lebih dari 30 persen perdagangan maritim minyak mentah dunia, atau sekitar 15 juta barel per hari (b/d), melewati Laut China Selatan pada 2016, kata Administrasi Informasi Energi AS (EIA) pada Senin.

"Lebih dari 90 persen volume minyak mentah yang melewati Laut China Selatan pada 2016 melakukan transit di Selat Malaka, rute laut terpendek antara para pemasok di Afrika dan Teluk Persia ke pasar mereka di Asia, membuatnya menjadi salah satu tempat transit utama di dunia," tukas badan tersebut.

Sebagai tambahan, sejumlah besar minyak mentah (sekitar 1,4 juta b/d) melewati selat tersebut dalam perjalanan mereka ke Singapura dan sebelah barat teluk Semenanjung Malaysia, di mana minyak akan dimurnikan sebelum kembali melewati Laut China Selatan dalam bentuk produk minyak, imbuh EIA.

Menurut EIA, Laut China Selatan juga merupakan rute utama untuk Timur Tengah, yang menyumbang lebih dari 70 persen total pengiriman minyak mentah di perairan ini pada 2016.

Arab Saudi adalah pemasok terbesar minyak mentah, dan menyumbang nyaris seperempat volume pengiriman minyak mentah di Laut China Selatan. Lebih dari separuh pengiriman minyak mentah Arab Saudi melewati Laut China Selatan pada 2016," sebut EIA, menambahkan bahwa rute ini juga diambil oleh 52 persen ekspor minyak mentah Iran pada 2016.

Menurut pernyataan tersebut, ketiga importir minyak mentah dengan volume terbesar yang melewati Laut China Selatan -- China, Jepang, dan Korea Selatan -- secara kolektif menyumbang 80 persen volume total pengiriman minyak mentah yang melakukan transit di Laut China Selatan pada 2016.

Sekitar 90 persen pengiriman maritim minyak mentah China pada 2016 juga melewati Laut China Selatan, sementara sekitar 90 persen minyak mentah yang diimpor oleh Jepang dan Korea Selatan juga dikirim melalui rute yang sama.

"Kebanyakan impor Jepang dan Korea Selatan berasal dari pemasok di Timur Tengah dan dikirim melalui Selat Malaka lalu Laut China Selatan," tambah EIA.

Beijing mengakui memiliki nyaris seluruh wilayah Laut China Selatan, yang merupakan salah satu daerah paling diperebutkan di dunia. Negara-negara Asia Tenggara seperti Brunei, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga saling mengakui perairan ini sebagai wilayah negara mereka.

Pada 2016, Mahkamah Arbitrase Antarbangsa (Permanent Court of Arbitration) di The Hague menyatakan bahwa klaim Beijing atas wilayah perairan yang kaya tersebut tak memiliki dasar hukum. Arbitrase ini dilayangkan oleh Filipina, yang mengaku "hak-hak kedaulatan" mereka dilanggar oleh China. China menolak putusan itu.

Pulau-pulau buatan di Laut China Selatan dan operasi militer China di wilayah tersebut terus menjadi sumber ketegangan antara AS, China dan negara-negara di wilayah tersebut.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.