Ekonomi

Intervensi Bank Indonesia mampu stabilkan nilai tukar rupiah

Penurunan devisa dari USD130,4 miliar menjadi USD121 miliar karena ada pembayaran utang pemerintah jatuh tempo sebesar USD2 miliar dan USD7 miliar untuk stabilisasi nilai tukar

Iqbal Musyaffa  | 07.04.2020 - Update : 07.04.2020
Intervensi Bank Indonesia mampu stabilkan nilai tukar rupiah ILUSTRASI: Dollar AS (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Bank Indonesia mengatakan langkah-langkah intervensi yang dilakukan sejauh ini mampu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, bahkan cenderung menguat.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar rupiah menguat 255 poin atau 1,56 persen ke level Rp16.125 per dolar AS dari posisi penutupan kemarin, dan bahkan terus menguat ke level Rp16.012 per dolar AS.

“Alhamdulillah langkah-langkah kita sejak minggu lalu membuat rupiah bergerak stabil dan cederung menguat, meskipun pada minggu lalu sempat ada tekanan karena ada pemberitaan yang miss interpretasi,” ujar Perry, dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan BI bersama Kementerian Keuangan terus berkomunikasi dengan para investor global baik di Asia dan Eropa untuk menjelaskan langkah-langkah kebijakan sebagai lanjutan dari komunikasi pada minggu lalu.

“BI terus berkomitmen stabilkan nilai tukar rupiah melalui intervensi di spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder,” imbuh Perry.

Perry menambahkan langkah stabilisasi rupiah akan membuat nilai tukar menguat ke level Rp15 ribu pada akhir tahun.

“Kami percaya nilai tukar cenderung menguat karena secara fundamental masih undervalue. Level Rp16 ribu itu karena faktor teknikal akibat kepanikan di pasar keuangan global yang temporer sebagai reaksi atas meluasnya Covid-19,” urai Perry.

Dia mengungkapkan bahwa posisi cadangan devisa pada akhir Maret yang sebesar USD121 miliar atau turun dari USD130,4 miliar pada akhir Februari juga disebabkan oleh langkah stabilisasi nilai tukar.

“Kami akui penurunan devisa karena ada pembayaran utang pemerintah jatuh tempo sebesar USD2 miliar dan USD7 miliar untuk stabilisasi nilai tukar, khususnya pada minggu kedua dan ketiga Maret karena ada kepanikan global,” jelas Perry.

Perry mengatakan bank sentral memiliki peran dan komitmen untuk selalu berada di pasar menjaga stabilitas nilai tukar yang merupakan pilar penting stabilitas ekonomi.

Walaupun cadangan devisa turun, namun dia memastikan tingkat kecukupan cadangan devisa lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan impor, pembayaran utang luar negeri, dan stabilisasi rupiah.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.