Ekonomi

Indonesia waspadai sentimen negatif krisis Turki

Defisit neraca transaksi berjalan Turki menurut Menteri Sri merupakan salah satu yang terbesar di dunia.

İqbal Musyaffa  | 17.08.2018 - Update : 18.08.2018
Indonesia waspadai sentimen negatif krisis Turki Ilustrasi: Operasi perbankan. ( Erçin Top - Anadolu Ajansı )

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers nota keuangan di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa negara berkembang termasuk Indonesia mewaspadai sentiment negatif yang disebabkan oleh kondisi perekonomian di Turki.

“Nilai tukar lira Turki terus mengalami pelemahan hingga mencapai 67 persen year to date (hingga 14 Agustus) karena inflasi yang lebih dari 15 persen,” ungkap Menteri Sri.

Selain itu, defisit neraca transaksi berjalan Turki ungkap Menteri Sri, merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Pada kuartal I tahun ini defisit neraca transaksi berjalan Turki sebesar 7,88 persen dari PDB.

Kondisi perekonomian Turki menurut dia juga terdampak oleh normalisasi kebijakan AS serta pengenaan tarif impor baja dan aluminium dari Turki.

“Pelemahan tajam lira Turki menimbulkan sentiment negatif di pasar keuangan ditandai dengan pengalihan modal ke safe haven assets,” jelas dia.

Beberapa faktor ekonomi global yang menjadi perhatian pemerintah menurut mantan Managing Director Bank Dunia tersebut antara lain tekanan pasar keuangan akibat normalisasi moneter AS, proteksionisme perdagangan, perang dagang AS-Tiongkok, moderasi ekonomi Tiongkok, ketegangan geopolitik global, serta ancaman perubahan iklim yang sebabkan cuaca ekstrim.

Lebih lanjut, Menteri Sri mengatakan, untuk tahun 2019 pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen dengan inflasi 3,5 plus minus 1 persen. Selain itu, nilai tukar yang dipakai dalam APBN 2019 sebesar Rp14.400 per dolar AS.

Pemerintah juga menetapkan suku bunga SBN sebesar 5,3 persen, harga minyak mentah sebesar USD70 per barel, serta dengan target lifting minyak sebesar 750 ribu barel per hari dan lifting gas 1,25 juta barel per hari.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın