Ekonomi, Nasional

Indonesia pertimbangkan O-Bahn untuk transportasi perkotaan

O-Bahn merupakan bagian dari sistem transit bus cepat yang memadukan konsep BRT dan LRT dalam satu jalur yang sama

İqbal Musyaffa  | 24.06.2019 - Update : 24.06.2019
Indonesia pertimbangkan O-Bahn untuk transportasi perkotaan Aysen Akcay, 42, sopir bus dan trem di Layanan Bus Umum Kota Bursa, Turki. (Ali Atmaca - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA 

Kementerian Perhubungan sedang mengkaji angkutan massal yang merupakan gabungan antara Bus Rapid Transit (BRT) dan Light Rapid Transit (LRT) bernama O-Bahn sebagai alternatif pilihan angkutan massal perkotaan di Indonesia.

O-Bahn merupakan bagian dari sistem transit bus cepat yang memadukan konsep BRT dan LRT dalam satu jalur yang sama.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menjelaskan bus ini memiliki roda pandu yang berada di samping ban depan bus.

Roda pandu ini menyatu dengan batang kemudi roda depan, sehingga ketika bus memasuki jalur O-Bahn, supir tak perlu lagi mengendalikan arah bus karena roda pandu akan mengarahkan bus sesuai dengan arah rel pandu serta mencegah bus terperosok ke celah yang ada di jalur.

“Sistem ini pertama kali diterapkan di Kota Essen, Jerman dan saat ini sudah digunakan di berbagai negara seperti Australia dan Jepang,” jelas Budi dalam keterangan resmi, Senin.

Menurut dia, Kemenhub tengah berupaya mengoptimalkan prasarana dan sarana transportasi massal perkotaan seperti Bus Rapid Transit (BRT), Light Rapid Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT) untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

“Kita juga harus cepat merespon karena beberapa kota besar di Indonesia sudah mulai mengalami kemacetan,” ujar Budi.

Sementara itu, Dirjen Perkeretaapian Zulfikri menyampaikan seiring dengan perekembangan teknologi, saat ini banyak dikembangkan moda angkutan massal seperti O-Bahn yang dapat dibangun dengan biaya lebih murah dibandingkan dengan LRT, namun agak lebih mahal dibandingkan dengan BRT biasa.

“Kapasitasnya lebih besar dari pada busway, tapi lebih kecil dari LRT. Anggarannya memang lebih besar dari pada busway karena kita harus membangun beberapa ruas jalur,” ungkap Zulfikri.

Dia menjelaskan penerapan O-Bahn sebagai moda transportasi umum bisa dilakukan di luar Jakarta sehingga perlu ada pengkajian masterplan kotanya terlebih dahulu.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.