Ekonomi

Indonesia alami deflasi tiga bulan beruntun, pertama sejak krisis 98

Deflasi ini menunjukkan daya beli masyarakat pada kuartal ketiga sangat rendah karena Covid-19 menghantam sisi demand meski pasokan barang cukup

Iqbal Musyaffa  | 01.10.2020 - Update : 02.10.2020
Indonesia alami deflasi tiga bulan beruntun, pertama sejak krisis 98 Ilustrasi: Bank Indonesia. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa Indonesia mencatat deflasi 0,05 persen pada September, membuat negara ini mengalami tiga bulan berturut-turut sejak Juli.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pada Juli terjadi deflasi 0,1 persen dan pada Agustus deflasi sebesar 0,05 persen.

Menurut dia tiga bulan beruntun ini baru pertama kali terjadi sejak 1999, pada saat itu terjadi deflasi tujuh bulan beruntun, sejak Maret hingga September.

“Deflasi beruntun selama tiga bulan ini menunjukkan daya beli masyarakat pada kuartal ketiga sangat rendah karena Covid-19 menghantam sisi demand meski pasokan barang cukup,” ujar dia dalam konferensi pers virtual, Kamis.

Suhariyanto menambahkan dengan deflasi 0,05 persen pada September, maka secara tahun kalender tingkat inflasi sebesar 0,89 persen dan secara tahunan tingkat inflasi sebesar 1,42 persen.

Dia menjelaskan inflasi tahunan sebesar 1,42 persen pada September tahun ini jauh lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan pada September tahun lalu sebesar 3,39 persen.

Suhariyanto mengatakan berdasarkan survei indeks harga konsumen (IHK) pada 90 kota yang dipantau, deflasi terjadi pada 56 kota sementara 34 kota lainnya mengalami inflasi.

Deflasi tertinggi terjadi di Timika sebesar 0,83 persen sementara deflasi terendah terjadi di Bukittinggi, Jember, dan Singkawang masing-masing 0,01 persen.

Inflasi tertinggi pada September terjadi di Gunung Sitoli sebesar 1 persen dan inflasi terendah terjadi di Pontianak dan Pekanbaru masing-masing 0,01 persen.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.