Ekonomi

Impor beras, Pemerintah tak khawatir nasib petani

Impor akan dilakukan pada akhir Januari, bertepatan dengan waktu panen raya di hampir seluruh daerah

Erric Permana  | 12.01.2018 - Update : 13.01.2018
Impor beras, Pemerintah tak khawatir nasib petani Ilustrasi - Seorang pria tidur di atas tumpukan karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, 28 Agustus 2017. (Megiza Asmail - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Erric Permana

JAKARTA

Pemerintah tidak khawatir dengan nasib petani terkait kebijakan melakukan impor beras sebanyak 500 ribu ton dari Thailand dan Vietnam untuk menekan harga komoditas tersebut yang melonjak.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku tidak memberikan perlindungan kepada petani menyusul adanya impor. Sebab, menurut dia, petani juga merupakan konsumen dari beras impor tersebut.

“Enggak ada. Petani juga konsumen,” ujar Menteri Enggar usai bertemu Presiden RI Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan pada Jumat.

Dia pun mengaku tidak membicarakan ataupun melaporkan dengan Presiden RI Joko Widodo mengenai impor beras tersebut. Kebijakan impor itu, kata dia, merupakan hak istimewa atau diskresi dirinya sebagai Menteri Perdagangan.

“Enggak, karena beliau [tidak] menanyakan itu saya tidak perlu [menjelaskan],” tambah dia.

Impor beras tersebut rencananya akan datang pada akhir Januari dan langsung disebar ke wilayah yang mengalami kenaikan harga. Beras impor ini nantinya akan dijual di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) beras kualitas medium.

Padahal, diperkirakan pada akhir Januari mendatang adalah puncak musim panen raya di hampir seluruh daerah. Menurut petani, impor beras tersebut akan merugikan petani lantaran menekan harga gabah.

Rencana impor beras muncul karena harga beras yang melonjak. Harga beras nasional mencapai Rp11 ribu per kg. Padahal HET beras adalah Rp9500 per kg.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.