Ekonomi

Pemerintah impor 500 ribu ton beras dari Thailand dan Vietnam

Pemerintah tidak mau ambil risiko kelangkaan stok dan spekulasi karena harga beras premium sudah naik

Muhammad Nazarudin Latief  | 12.01.2018 - Update : 12.01.2018
Pemerintah impor 500 ribu ton beras dari Thailand dan Vietnam Ilustrasi. Pembeli memeriksa beras yang dijual di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, 28 Agustus 2017. (Megiza Asmail-Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Muhammad Latief

JAKARTA

Pemerintah mengimpor beras jenis khusus untuk menjamin ketersediaan dan menekan harga komoditas ini di dalam negeri.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan kuota impor kali ini sebesar 500.000 ton yang didatangkan dari Vietnam dan Thailand.

“Impor ini untuk mengisi pasokan. Dengan demikian, maka tidak ada kekhawatiran kekurangan pangan. Masalah perut, itu jadi prioritas, “ ujar Menteri Enggar, Kamis malam.

Menurut Enggar, beras impor ini akan datang pada akhir Januari dan langsung disebar ke wilayah-wilayah yang mengalami kenaikan harga.

Pemerintah menunjuk Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai importir.

Menteri Enggar mengatakan beras yang didatangkan secara spesifik berbeda dengan jenis IR64, mempunyai bulir patah di bawah 5 persen atau setara dengan beras kualitas premium, sesuai dengan Permendag No 1 tahun 2018.

Meski demikian, kata dia, beras ini akan dijual di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) beras kualitas medium.

Menurut Menteri Enggar, saat harga beras naik tajam di pasaran, pemerintah sebenarnya langsung menggelar operasi pasar dengan memasok beras cadangan Bulog ke pasar.

Hingga saat ini, kata dia, operasi pasar sudah digelar lebih dari 2.500 titik dengan pasokan 10.000-15.000 ton tiap hari dengan harga di bawah HET.

“Meski kualitasnya di bawah IR64, tapi masyarakat ada pilihan, tersedia beras yang terjangkau,”ujar dia.

Menurut Menteri Enggar, tekanan kenaikan harga juga dirasakan berjenjang hingga beras kualitas premium.

Karena itu, tambah dia, pemerintah tidak mau mengambil risiko kelangkaan stok yang berpotensi menjadi usaha spekulatif, sehingga segera mengambil langkah impor.

“Sehingga, pasokan beras medium dan premium akan aman,” ujar Menteri Enggar.

Ketua Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo), Roy Mandey mengatakan, mengatakan, kelangkaan beras terjadi karena situasi paceklik, dan tidak ada kesesuian stok antardaerah.

“Impor beras ini membuat stok beras dan harga menjadi terjamin. Ini yang dibutuhkan pengusaha, situasi yang pasti dan terukur,” ujar dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.