Bebas bea masuk, semen dari Indonesia bersaing di Filipina

JAKARTA

Tariff Commission Filipina mengecualikan semen Indonesia dari pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP).

Ini keputusan yang menggembirakan, di tengah banyaknya hambatan dagang pada produk Indonesia di negara itu, ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Wardhana.

“Pengecualian ini dikarenakan nilai ekspor semen Indonesia ke Filipina berada di bawah ambang batas minimal (de minimis) pengenaan yang telah ditentukan,” ujar Indrasari, dalam siaran pers.

Keputusan Filipina ini menguntungkan Indonesia karena eksportir semen yang lain asal Jepang, China, Vietnam, Taiwan dan Thailand masih terkena BMTP.

Belakangan ini Filipina aktif mengenakan instrumen pengamanan perdagangan kepada Indonesia.

Di antaranya dengan pengenaan Special Agricultural Safeguard (SSG) untuk produk kopi instan dan penyelidikan safeguard untuk produk keramik dan kaca.

Penyelidikan safeguard untuk produk semen Indonesia dimulai pada September 2018 dan ditetapkan BMTP sebesar 12 peso untuk setiap semen sak ukuran 40 kilogram.

Direktur Pengamanan Perdagangan, Kementerian Perdagangan Pradnyawati mengatakan dalam penyelidikan safeguard, pemerintah Indonesia proaktif bersama dengan produsen dan eksportir menjelaskan pada otoritas Filipina hingga keluar keputusan tersebut.

Total perdagangan Indonesia ke Filipina pada periode Januari-Juni 2019 mencapai USD3,67 miliar terdiri dari ekspor sebesar USD3,27 miliar dan impor USD400 juta. Neraca perdagangan Indonesia surplus USD2,87 miliar.

Sementara, surplus perdagangan Indonesia terhadap Filipina pada 2018 sebesar USD5,87 miliar, meningkat dibandingkan surplus pada 2017 yang sebesar USD5,77 miliar.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Filipina pada 2018 adalah batu bara, kendaraan bermotor, kopi instan, dan minyak kelapa sawit.

Sedangkan, komoditas impor utama Indonesia dari Filipina adalah komponen elektronik, katoda, polipropilene, dan sekring listrik.