Ekonomi

Bank Indonesia perkirakan penyaluran kredit triwulan pertama 2021 naik

Prakiraan pertumbuhan tersebut mengindikasikan perbaikan kinerja pembiayaan triwulan pertama tahun ini

Muhammad Nazarudin Latief  | 19.01.2021 - Update : 20.01.2021
Bank Indonesia perkirakan penyaluran kredit triwulan pertama 2021 naik Ilustrasi: Kasir bank. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Bank Indonesia memprediksi penyaluran kredit pada kuartal pertama 2021 akan naik, lebih tinggi dibanding kuartal empat tahun lalu.

Menurut BI dalam siaran persnya, saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada triwulan pertama tahun ini diperkirakan sebesar 49,4 persen, lebih tinggi dibandingkan 25,4 persen pada triwulan sebelumnya, maupun 23,7% pada triwulan yang sama tahun lalu.

“Prakiraan pertumbuhan tersebut mengindikasikan perbaikan kinerja pembiayaan triwulan pertama tahun ini,” ujar BI dalam pengumumannya, Selasa.

Mayoritas penyaluran kredit pada awal tahun ini adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi, dan kredit konsumsi.

Sedangkan pada jenis kredit konsumsi, penyaluran kredit kepemilikan rumah/apartemen masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh penyaluran kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor.

BI juga memperkirakan standar penyaluran kredit awal tahun ini tidak seketat periode sebelumnya.

Hal itu terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 0,4 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 3,2 persen pada triwulan sebelumnya.

“Aspek kebijakan penyaluran yang diprakirakan tidak seketat triwulan sebelumnya antara lain plafon kredit dan jangka waktu kredit,” ujar BI.

Masyarakat usaha, menurut survei BI tetap optimistis terhadap pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2021.

Namun, pada triwulan pertama tahun ini, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) diprakirakan melambat.

Hal ini tercermin dari SBT pertumbuhan DPK sebesar 17,1 persen, lebih rendah dibandingkan 88,0 persen pada triwulan sebelumnya.

Perlambatan pertumbuhan DPK diprakirakan terjadi pada jenis instrumen giro dan tabungan, yang terindikasi dari nilai SBT yang turun masing-masing dari 85,2 persen dan 89,0 persen pada triwulan sebelumnya, menjadi 56,2 persen dan 43,7 persen.

Sedangkan instrumen deposito diprakirakan juga tumbuh negatif, terindikasi dari nilai SBT sebesar -8,2 persen, berbeda dari 74,2 persen pada triwulan sebelumnya.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.