Ekonomi, Nasional

Bank Indonesia pangkas suku bunga, modal asing tetap masuk

Sebagai indikator untuk melihat seberapa menariknya investasi di Indonesia adalah dengan melihat perbedaan imbal hasil di Indonesia dan luar negeri

İqbal Musyaffa  | 18.07.2019 - Update : 18.07.2019
Bank Indonesia pangkas suku bunga, modal asing tetap masuk Gedung Bank Indonesia. (Foto file-Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA 

Bank Indonesia (BI) meyakini meskipun telah memangkas suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate dari 6 persen menjadi 5,75 persen, namun aliran modal asing tetap akan masuk ke Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan imbal hasil aset keuangan Indonesia masih sangat menarik untuk investasi.

“Dengan penurunan suku bunga ini, kami sudah sampaikan panduan awal bahwa ada ruang terbuka untuk kebijakan moneter yang akomodatif,” jelas Perry seusai rapat dewan gubernur BI di Jakarta, Kamis.

Perry menjelaskan sebagai indikator untuk melihat seberapa menariknya investasi di Indonesia adalah dengan melihat perbedaan imbal hasil di Indonesia dan luar negeri.

“US treasury yield yang saat ini 1,9 persen-2 persen dibandingkan dengan SBN yield 10 tahun sekitar 7 persen itu berarti ada spread sekitar 5 persen lebih dan masih menarik,” urai Perry.

Perry menambahkan investor juga mempertimbangkan premi risiko investasi di Indonesia atau Credit Defaut Swap (CDS) untuk tenor 5 tahun yang saat ini berada di kisaran 80 yang terus turun setelah pada Maret lalu masih berada di atas level 100.

“Premi risiko investasi di Indonesia semakin rendah dengan peningkatan rating kredit S&P dan lembaga lainnya terhadap Indonesia yang membaik,” jelas Perry.

Dia mengatakan menariknya imbal hasil aset keuangan di Indonesia terlihat dari masuknya aliran modal asing hingga akhir Juni mencapai USD9,7 miliar atau sekitar Rp180 triliun.

“Meski begitu, risiko outflow masih ada, tapi kami meyakini bahwa investasi portofolio di Indonesia masih menarik dibanding negara lain,” ujar Perry.

Perry menjelaskan kestabilan eksternal Indonesia dalam konteks neraca pembayaran juga tetap terjaga dengan adanya surplus pada neraca modal yang cukup besar, sementara defisit transaksi berjalan akan berada di kisaran 2,5-3 persen.

“Neraca pembayaran Indonesia masih terkendali, yang artinya bisa surplus ataupun kalau defisit, tidak terlalu besar,” tambah dia.

Gubernur BI juga menambahkan optimisme tetap masuknya investasi asing juga berasal dari adanya pernyataan Presiden Joko Widodo yang akan pro bisnis dan investasi sehingga akan ditangkap positif investor dalam dan luar negeri.

“Kita harapkan juga akan memberikan faktor positif aliran modal asing dalam bentuk penanaman modal asing (PMA),” pungkas Perry.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.