Ekonomi

Aroma kopi Indonesia makin semerbak di Amerika Serikat

Dalam pameran di Seatle, kopi Indonesia catatkan transaksi USD25 juta

Muhammad Nazarudin Latief  | 27.04.2018 - Update : 29.04.2018
Aroma kopi Indonesia makin semerbak di Amerika Serikat Sebanyak 45 petani kopi dari 15 provinsi di Indonesia berpartisipasi Jacoweek yang diselenggarakan untuk yang kedua kalinya di HYPE Land, Pantai Indah Kapuk sejak 8-10 September 2017. (Megiza Asmail – Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Muhammad Latief

JAKARTA

Aroma kopi Indonesia akan semakin kerap tercium di Amerika Serikat (AS). Dalam pameran Global Specialty Coffee Expo (GSCE) 2018 di Seattle, kopi premium asal Indonesia mencatatkan transaksi sebesar USD25 juta.

Atase Perdagangan Washington DC Reza Pahlevi mengatakan pangsa pasar kopi Indonesia di AS sudah lebih dari 5 persen dan menempati negara urutan keenam negara pengekspor kopi.

Nilai ekspor kopi Indonesia ke negara ini pada 2017 mencapai USD312 juta, naik 10 persen dari 2016 yang hanya USD304 juta. Jumlah ini masih bisa ditingkatkan, sebut Reza, mengingat total impor kopi Amerika mencapai USD6,1 miliar pada 2017.

“Amerika ini pasar atraktif bagi eksportir kopi di seluruh dunia. Konsumsinya pada 2018 diperkirakan mencapai 1,5 juta ton. Kedua terbesar setelah Uni Eropa,” ujar Reza dalam siaran persnya, Jumat.

Indonesia, menurut Reza, mempunyai kesempatan besar meningkatkan eksor kopi ke Amerika. Karena ternyata negara utama eksportir kopi utama AS seperti Brazil dan Peru mencatatkan penurunan ekspor.

“Kopi Indonesia mempunyai reputasi yang baik di kalangan pecinta kopi premium di seluruh dunia,” ujar dia.

Indonesia mempunyai kopi-kopi premium yang sudah dikenal para pecinta kopi. Antara lain Sumatra gayo, Sumatra simalungun, Lampung robusta, liberica tungkal Jambi, Java preanger, Java ijen raung, Java sindoro, Bali kintamani, Flores bajawa, Sulawesi toraja arabica, Kalosi arabica enrekang, Papua wamena, dan lain-lain.

Dalam pameran tersebut, delegasi daerah penghasil kopi utama Indonesia, yaitu Provinsi Aceh mengadakan pertemuan dengan waralaba kopi Starbuck di pusatnya, Seatle. Perusahaan ini berkomitmen menyerap seluruh hasil produksi kopi Aceh dengan syarat jaminan stabilitas stok dan kualitas.

“Ada penurunan pasokan dari Indonesia ke Starbuck karena anomali cuaca. Ini dimaklumi,” ujar Reza.

Para buyer dan pecinta kopi dunia akan melakukan origin trip ke Wilayah Aceh Gayo di Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Gayo Luwes pada akhir Oktober 2018.

Indonesia pada 2016 berhasil memproduksi 639 ribu ton kopi. AS menjadi negara tujuan utama ekspor kopi, pada 2016 seberat 67.309,2 ton.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.