Türkİye, Dunia

Turki akan balas jika AS bertindak keras

Menteri Luar Negeri Turki berbicara soal keputusan AS untuk mengeluarkan Turki dari program jet tempur F-35 dalam wawancara televisi

Hayati Nupus  | 22.07.2019 - Update : 23.07.2019
Turki akan balas jika AS bertindak keras Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menghadiri KTT Luar Biasa Komite Eksekutif level Menteri Luar Negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) di Jeddah, Arab Saudi pada 17 Juli 2019. (Fatih Aktaş - Anadolu Agency)

Ankara

Tugrul Cam

ANKARA

Turki akan mengambil langkah balasan jika AS memusuhi negara tersebut, kata Menteri Luar Negeri Turki pada Senin.

Mevlut Cavusoglu berbicara soal keputusan AS untuk mengeluarkan Turki dari program jet tempur F-35 dalam wawancara televisi.

Jika Turki tak mendapatkan jet F-35, kata Cavusoglu, negara itu akan memenuhi kebutuhannya dari sumber lain sampai memproduksi sendiri.

Pada Rabu, Washington mengumumkan akan mengeluarkan Turki dari program jet tempur F-35, sebagai ancaman karena Ankara membeli sistem pertahanan S-400 Rusia.

Menyusul upaya berlarut-larut untuk membeli sistem pertahanan udara dari AS tanpa hasil, Ankara meneken kontrak pada 2017 untuk membeli S-400 dari Rusia.

Pejabat AS berpendapat sistem Rusia akan tak sesuai dengan sistem NATO dan membuka kemungkinan F-35 sebagai dalih Rusia.

Turki menekankan bahwa S-400 tak akan diintegrasikan dengan sistem NATO dan tak akan menjadi ancaman bagi aliansi.

Turki mendesak pembentukan komisi untuk mengklarifikasi persoalan teknis, namun AS gagal menanggapi proposal ini.

AS mengancam akan menjatuhkan sanksi atas pembelian tersebut, dengan respon Turki bahwa sanksi apapun akan dipenuhi dalam bentuk barang.

Pengiriman komponen S-400 dimulai pada 12 Juni dan akan berlanjut hingga April 2020.

Menyinggung serangan mematikan rezim Suriah baru-baru ini di zona de-eskalasi, Cavugoslu mengatakan Rusia bertanggung jawab untuk menghentikan serangan rezim, di Idlib, barat laut Suriah.

September lalu, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi, di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.

Namun resim Suriah secara konsisten melanggar ketentuan gencatan senjata, dan kerap meluncurkan serangan di dalam zona de-eskalasi.

Suriah baru saja keluar dari konflik yang menghancurkan sejak awal 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menindak demonstran dengan tingkat keganasan yang tak terduga.

*ditulis oleh Faruk Zorlu

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın