Dunia

Trump diduga pertimbangkan privatisasi perang Afghanistan

Gedung Putih membantah Trump mempertimbangkan tawaran dari mantan CEO Blackwater itu

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 21.08.2018 - Update : 21.08.2018
Trump diduga pertimbangkan privatisasi perang Afghanistan Presiden AS Donald Trump (Foto File - Anadolu Agency)

Washington DC

Michael Hernandez

WASHINGTON

Kekhawatiran terhadap pemerintahan Trump meningkat atas ketertarikan Presiden AS itu terhadap tawaran untuk memprivatisasi perang di Afghanistan.

Tahun lalu, Trump meluncurkan upaya baru untuk menang melawan Taliban dan membawa kelompok itu ke meja perundingan. Tetapi upaya baru itu gagal membawa kemajuan seperti yang dicari Trump dan dia semakin frustrasi atas minimnya kemajuan dalam operasi AS itu.

Trump kembali menunjukkan minatnya terhadap tawaran mantan kepala kelompok militer swasta yang kontroversial, Blackwater, untuk menukar sebagian besar pasukan AS di Afghanistan dengan tentara swasta.

Kontraktor swasta akan melaporkan kepada utusan pemerintah yang kemudian akan melaporkan kepada Trump, menurut NBC News.

Rencana mantan CEO Blackwater Erik Prince itu, pertama kali dilayangkan tahun lalu ketika Trump sedang mempertimbangkan strategi baru untuk Afghanistan. Tapi rencana itu ditentang keras oleh para penasihat presiden.

Sebuah video yang baru-baru ini direkam oleh Prince telah memunculkan kembali ketertarikan Trump, kata seorang pejabat senior yang tak disebutkan namanya, menurut NBC.

Dalam video itu Prince berpendapat bahwa AS dapat menghemat uang dengan menerima tawaran tersebut.

Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional mengatakan, bahwa "tidak ada tawaran dari Erik Prince yang sedang dipertimbangkan."

"Presiden menggunakan strategi Asia Selatan setelah berbulan-bulan pertimbangan oleh penasehat keamanan nasionalnya," kata sang juru bicara, yang membahas masalah itu secara terbuka, dalam sebuah pernyataan kepada Anadolu Agency.

"Presiden, seperti kebanyakan orang Amerika, ingin melihat lebih banyak kemajuan di Afghanistan. Namun, dia juga mengakui bahwa mundur secara tiba-tiba dari Afghanistan akan mengarah pada munculnya kembali tempat perlindungan yang aman bagi teroris, menempatkan keamanan nasional Amerika dalam bahaya," katanya menambahkan.

Dalam sebuah wawancara dengan NBC News, Prince mengatakan bahwa para penasihat Trump sedang menggambar "gambaran yang sangat bagus" tentang situasi di Afghanistan, dan "terlalu menekankan pada kalah dan menang dari pembicaraan damai ini."

"Saya tahu dia frustrasi," kata Prince tentang Trump. "Dia memberi Pentagon apa yang mereka inginkan... Dan mereka belum menghasilkan apa-apa."

AS telah bertempur di Afghanistan sejak invasi pada 2001, tak lama setelah serangan teroris 11 September tahun itu.

Perang di Afghanistan adalah konflik terlama AS.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.