Dunia, Jamal Khashoggi

Trump bela Putra Mahkota Saudi dalam kasus Khashoggi

New York Times memperkirakan bahwa Gedung Putih akan memanfaatkan insiden Khashoggi untuk membatasi perang di Yaman

Maria Elisa Hospita  | 20.11.2018 - Update : 21.11.2018
Trump bela Putra Mahkota Saudi dalam kasus Khashoggi Presiden AS Donald Trump (Kanan) dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (Kiri) (Foto file- Anadolu Agency)

Washington DC

Umar Farooq

WASHINGTON

Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus membela Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di tengah semakin banyaknya bukti yang menunjukkan bahwa dia bertanggung jawab atas pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi.

Dalam tulisan opini, New York Times mengatakan bahwa Trump menyebut Arab Saudi sebagai "sekutu yang sangat hebat", yang artinya sangat berlawanan dengan kritik sebelumnya ke Kerajaan Saudi.

Bahkan setelah CIA merilis laporan yang menyimpulkan bahwa bin Salman menginstruksikan pembunuhan, Trump malah mengatakan dia akan menunggu pemerintahannya untuk menyampaikan laporannya sendiri sebelum mengeluarkan komentar. 

"Bagi Trump, sudah cukup bahwa Pangeran Mohammed membantah terlibat dalam pembunuhan saat ditelepon olehnya," kata surat kabar itu.

NY Times menyebutkan bahwa posisi Trump dalam kasus Khashoggi semakin terisolasi, dengan Uni Eropa menuntut jawaban yang jelas tentang apa yang terjadi pada wartawan Saudi, dan bahkan Israel - yang memiliki hubungan strategis dengan Arab Saudi - tidak secara lisan membela putra mahkota.

Khashoggi, kolumnis Washington Post, hilang setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.

Setelah mengklaim bahwa Khashoggi sudah meninggalkan gedung konsulat, beberapa minggu kemudian pemerintah Saudi mengakui bahwa dia terbunuh di dalam konsulat.

Sikap Trump dalam masalah ini juga dipandang negatif di badan legislatif AS.

"Semua bukti mengarah ke Putra Mahkota Arab Saudi MbS yang menginstruksikan pembunuhan jurnalis @washingtonpost Jamal # Khashoggi," kata Bob Corker, ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, lewat Twitter. 

Trump mengatakan bahwa janji Arab Saudi untuk membeli senjata senilai USD110 miliar telah menciptakan lapangan kerja bagi rakyat Amerika. Namun Times, yang mengutip analis pertahanan, mengatakan hanya sekitar USD14,5 miliar penjualan yang telah dipesan.

Presiden AS juga mengatakan AS telah menghentikan pengisian bahan bakar pesawat-pesawat Saudi dalam perang Yaman dan menjatuhkan sanksi ke 17 warga Saudi yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.

"Di saat yang sama, kami memiliki sekutu, dan saya ingin tetap bersama sekutu yang selama ini telah bekerja sama dengan sangat baik," kata dia.

Menurut Times, meskipun Trump membela bin Salman, Gedung Putih akan memanfaatkan insiden Khashoggi untuk membatasi perang di Yaman, sehingga akan menenangkan para legislator Amerika yang menyerukan untuk mengakhiri perang.

“Meskipun begitu, kesetiaan Trump kepada bin Salman tampaknya tak akan goyah karena putra mahkota “telah menjadi titik tumpu dari strategi pemerintahan di Timur Tengah," jelas surat kabar itu.

"Sangat jelas bahwa pemerintah akan mengiming-imingi Kongres dengan Yaman," kata Bruce Riedel, seorang ahli Arab Saudi kepada NY Times.

"Tetapi itu tidak akan menyelesaikan masalah mendasar, yakni bahwa Mohammed bin Salman adalah kekuatan yang mendestabilisasi di wilayah tersebut,” pungkas Riedel.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.