Topan Kalmaegi tewaskan 66 orang dan paksa 400 ribu warga mengungsi di Filipina
Lebih dari 1,1 juta orang terdampak badai yang melanda wilayah Visayas dan sekitarnya
ANKARA
Sedikitnya 66 orang tewas dan 26 lainnya dilaporkan hilang setelah Topan Kalmaegi menerjang Filipina, memaksa lebih dari 400 ribu warga mengungsi, kata pejabat berwenang pada Rabu.
Menurut Dewan Nasional Penanggulangan Risiko dan Manajemen Bencana (NDRRMC) Filipina, jumlah korban tewas meningkat menjadi 66 orang, termasuk enam anggota tim penyelamat yang tewas dalam kecelakaan helikopter pada Selasa saat melakukan operasi pencarian dan penyelamatan, sebagaimana dilaporkan harian The Inquirer.
Sebagian besar korban dilaporkan berasal dari wilayah Visayas Tengah, yang menjadi daerah paling terdampak badai. Wilayah ini mencakup beberapa provinsi di bagian tengah Filipina, termasuk Bohol, Cebu, Negros Oriental, dan Siquijor.
Pihak berwenang menyebut sedikitnya 10 orang mengalami luka-luka, sementara lebih dari 1,1 juta orang terdampak oleh cuaca ekstrem tersebut. Banjir besar dan tanah longsor memutus akses jalan di sejumlah daerah terpencil, sementara 52 kota dan kabupaten masih mengalami pemadaman listrik, menurut laporan otoritas setempat.
Rekaman video dan foto yang beredar di media lokal menunjukkan banjir besar dan kerusakan parah di beberapa daerah, termasuk sebagian wilayah Provinsi Cebu. Bencana ini terjadi hanya sebulan setelah gempa bumi berkekuatan 6,9 magnitudo mengguncang wilayah utara Cebu, menewaskan banyak orang dan menyebabkan ribuan warga mengungsi.
Pemerintah Filipina menyatakan upaya evakuasi dan bantuan masih terus dilakukan. Tim penyelamat berusaha menjangkau wilayah-wilayah terpencil yang terisolasi akibat banjir dan longsor.
Topan Kalmaegi, yang secara lokal dikenal dengan nama Tino, telah dua kali mendarat di wilayah Visayas Tengah sejak Selasa pagi.
Badan meteorologi Filipina memperkirakan topan tersebut akan keluar dari wilayah tanggung jawab Filipina pada Rabu malam atau Kamis dini hari. Setelah itu, badai diperkirakan menguat kembali di Laut China Selatan sebelum bergerak menuju Vietnam, yang kini tengah bersiap menghadapi dampaknya pada Jumat.
Sementara itu, otoritas Indonesia pada Rabu memperingatkan potensi hujan lebat di sejumlah wilayah, sementara pencarian terhadap warga hilang akibat banjir bandang di Papua Pegunungan masih terus berlangsung.
Menurut kantor berita Antara, lebih dari 20 warga dilaporkan hilang setelah banjir bandang melanda dua kecamatan di Kabupaten Nduga pada Selasa.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
