Dunia

Ratusan warga sipil mengungsi dari El-Fasher ke Sudan utara di tengah kondisi yang mengerikan

Sumber-sumber lokal mengatakan puluhan ribu orang mengungsi dari ibu kota Darfur Utara setelah pasukan paramiliter RSF merebut kota tersebut pada akhir Oktober

Mohammad Sio  | 03.11.2025 - Update : 03.11.2025
Ratusan warga sipil mengungsi dari El-Fasher ke Sudan utara di tengah kondisi yang mengerikan

KHARTOUM/ISTANBUL

Ratusan warga sipil yang mengungsi tiba di kota Al-Dabba di Negara Bagian Utara Sudan setelah menempuh perjalanan lebih dari 1.200 kilometer, datang dari El-Fasher di Darfur Utara di tengah kondisi yang mengerikan, lapor media lokal pada Senin.

Media Sudan News, mengutip sumber-sumber lokal, melaporkan sekitar 62.000 orang mengungsi dari El-Fasher setelah pasukan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) menguasai kota tersebut pada akhir Oktober, menuju Kurma, Tawila, dan Garni di Darfur Utara. Ribuan orang masih terlantar di perjalanan tanpa transportasi atau bantuan.

Beberapa warga sipil yang baru tiba berjalan jauh dan mengalami kesulitan ekstrem sebelum mencapai Al-Dabba, kata laporan itu.

Kelompok medis Dokter Lintas Batas (MSF) pada Minggu meminta RSF dan kelompok bersenjata sekutu untuk segera mengizinkan warga sipil meninggalkan kota El-Fasher di Sudan, karena kondisi di ibu kota Darfur Utara memburuk, dengan meningkatnya pelanggaran terhadap penduduk.

"Kami mendesak RSF dan kelompok bersenjata sekutu untuk menyelamatkan warga sipil dan membiarkan mereka melarikan diri dari El-Fasher," ujar Michel Olivier Lacharite, kepala tanggap darurat MSF, dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan oleh organisasi tersebut di perusahaan media sosial AS, X.

Dia juga mendesak anggota QUAD -- AS, Arab Saudi, UEA, dan Mesir -- untuk menggunakan pengaruh mereka "untuk menghentikan pertumpahan darah" di kota tersebut.

Kelompok tersebut mengatakan pihaknya memantau situasi dengan cermat dan memperingatkan bahwa masyarakat internasional “tidak bisa mengabaikannya” karena krisis kemanusiaan di El-Fasher semakin dalam.

Pada 26 Oktober, RSF menguasai kota El-Fasher dan melakukan pembantaian terhadap warga sipil, menurut organisasi lokal dan internasional, di tengah peringatan bahwa serangan tersebut dapat memperkuat pembagian geografis Sudan.

Sejak 15 April 2023, tentara Sudan dan RSF telah terlibat dalam perang yang belum dapat diakhiri oleh mediasi regional dan internasional. Konflik ini telah menewaskan 20.000 orang dan menyebabkan lebih dari 15 juta orang mengungsi dan mengungsi secara internal, menurut laporan PBB dan lokal.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın