Dunia

Pence mengutuk kekerasan terhadap Rohingya di hadapan Suu Kyi

Pence menyampaikan kritik langsung di hadapan Pemimpin De Facto Myanmar Aung San Su Kyi saat keduanya bertemu di sela-sela KTT ASEAN ke 33 di Singapura, Rabu

İqbal Musyaffa  | 14.11.2018 - Update : 15.11.2018
Pence mengutuk kekerasan terhadap Rohingya di hadapan Suu Kyi Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

SINGAPURA

Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence secara terbuka mengkritik persekusi yang dilakukan militer Myanmar terhadap komunitas Muslim Rohingya.

Pence menyampaikan kritik langsung di hadapan Pemimpin De Facto Myanmar Aung San Su Kyi saat keduanya bertemu di sela-sela KTT ASEAN ke 33 di Singapura, Rabu. Pence juga menuding Myanmar yang harus bertanggung jawab atas kekerasan tersebut.

“Kekerasan dan penganiayaan oleh militer dan warga mengakibatkan 700 ribu suku Rohingya harus pergi ke Bangladesh tanpa alasan yang jelas,” ujar Pence kepada Aung.

Dia menambahkan Amerika Serikat sangat ingin mendengar tentang kemajuan apa saja yang sudah dilakukan Myanmar. 

“Saya ingin meminta pertanggungjawaban atas kekerasan yang membuat ratusan ribu orang terlantar dan menciptakan penderitaan seperti itu, termasih juga banyak nyawa yang melayang,” imbuh Pence.

Dia mengatakan Washington juga ingin mendengar tentang kemajuan yang memungkinkan Rohingya secara sukarela kembali ke negara bagian Rakhine di Myanmar dari kamp pengungsian di Bangladesh selatan tempat mereka sekarang tinggal.

Amerika Serikat menuduh militer Myanmar melakukan tindakan pembersihan etnis terhadap Rohingya, yang merupakan minoritas Muslim di negara tersebut. Rohingya menurut AS juga dipersekusi secara luas oleh mayoritas warga beragama Budha di Myanmar.  

Negara tersebut juga menyebut militer Myanmar telah melakukan kampanye pembunuhan, pemerkosaan, dan pembakaran dengan niat melakukan genosida.

Sementara itu, Myanmar menyebut operasi yang dilakukan di Rakhine State merupakan respon yang sah terhadap serangan yang dilakukan oleh gerilyawan Rohingya pada Agustus tahun lalu.

“Tentu saja orang-orang memiliki sudut pandang yang berbeda, tetapi intinya adalah anda harus bertukar pandangan dan mencoba untuk saling memahami dengan lebih baik,” tegas Aung.

Menurut dia, Myanmar jauh lebih memahami permasalahan yang ada di negaranya daripada negara lainnya.

“Anda juga akan mengatakan hal yang sama bahwa anda lebih memahami negara anda daripada orang lain,” ketus Aung kepada Pence.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.