Dunia

Pemimpin populis Pakistan 'yakin' menangi pemilu

Imran Khan mengatakan partainya tidak akan membentuk pemerintahan koalisi dengan partai kiri-tengah PPP atau partai sayap-kanan PML-N

Muhammad Nazarudin Latief  | 22.07.2018 - Update : 23.07.2018
Pemimpin populis Pakistan 'yakin' menangi pemilu Ketua Partai Tehreek-e-Insaaf Pakistan (Gerakan untuk Keadilan) sekaligus kandidat presiden dalam Pemilu Pakistan mendatang, Imran Khan. (Foto file - Anadolu Agency)

Karaçi

Aamir Latif

KARACHI, Pakistan

Pemimpin populis Pakistan, Imran Khan, mengatakan negara tersebut membutuhkan "pemerintahan yang kuat dan kredibel" untuk mengarahkan negara nuklir Asia Selatan itu keluar dari krisis ekonomi dan politik yang memanas.

“Partai-partai status-quo telah mengecewakan negara dalam 70 tahun terakhir. Mereka telah menikmati kekuasaan tersebut. Itu sebabnya, bangsa ini dengan bersemangat mencari opsi baru kali ini," kata Khan, mantan atlet kriket, kepada Anadolu Agency dalam sebuah wawancara eksklusif.

Dia merujuk pada dua partai politik utama - Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang beraliran kiri tengah, dengan tokoh utama perdana menteri yang dibunuh Benazir Bhutto, dan Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N), dengan tokohnya Perdana Menteri yang terpilih tiga kali Nawaz Sharif. Keduanya gagal memerintah negara Pakistan, empat dan tiga kali berturut-turut sejak 1970.

Imran berasal dari partai sayap kanan Pakistan Tehrik-e-Insaf (PTI) yakin bakal menang dalam pemilihan 25 Juli mendatang. Partai ini muncul sebagai kelompok mayoritas di Provinsi Khyber Pakhtunkha (KP), di mana mereka memerintah dari 2013 hingga 2018.

PTI sepertinya berhadapan sama kuat dengan PML-N di Punjab, provinsi terbesar di negara itu dan basis dukungan politik terkuat. Analis melihat kemunculan PTI sebagai partai populis di Punjab, yang telah menjadi basis kubu PML-N.

"Hanya pemerintah yang kuat yang dapat menarik negara itu keluar dari masalah yang memanas, mulai dari ekonomi ke kebijakan luar negeri dan dari hukum dan ketertiban untuk pembangunan," kata Khan.

"Saya yakin, Insya Allah (dengan izin Tuhan), kami akan berada dalam posisi untuk membentuk pemerintah secara tunggal atau dengan bantuan beberapa mitra koalisi. Tapi biar saya perjelas, mitra koalisi itu tidak akan menjadi PML-N atau PPP," ujar Khan, yang telah memenangkan satu-satunya piala dunia kriket untuk Pakistan pada 1992.

“Kedua pihak telah menjarah negara. Daripada membentuk pemerintah dengan bantuan mereka, saya lebih suka duduk di bangku-bangku oposisi,” tambahnya.

-Memerangi korupsi

PTI menggunakan slogan “memerangi korupsi”, yang membuat partai ini diminati oleh sejumlah besar warga, terutama pemilih muda.

Pesaing terbesar PTI yaitu Nawas Sharif dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dalam kasus korupsi di awal bulan ini oleh pengadilan anti-korupsi.

"Korupsi adalah salah satu masalah terbesar di Pakistan. Dan karena perjuangan tanpa henti kami, hari ini orang-orang secara terbuka menentang korupsi," ia berpendapat.

Khan membela masuknya politisi yang "berlektabilitas" -- istilah yang dipakai untuk merujuk politisi yang dengan mudah berganti partai namun menang karena harta dan pengaruh mereka, tak peduli siapa yang mereka bela -- ke dalam partainya, yang banyak dilihat orang berseberangan dengan sumpahnya melawan korupsi.

“Mereka tahu seni bertarung dalam pemilu. Tetapi mereka tidak bisa mencairkan sikap ideologis kita (melawan korupsi), ” ujar dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın