Dunia

Partai MHP Turki sebut perjanjian Yunani-Mesir 'tidak etis'

Tidak ada yang dapat menghapus hak Turki dari wilayah Mediterania, kata Ketua partai MHP Devlet Bahceli

Muhammad Abdullah Azzam  | 13.08.2020 - Update : 14.08.2020
Partai MHP Turki sebut perjanjian Yunani-Mesir 'tidak etis' Davlet Bahceli (Foto file - Anadolu Agency)

Ankara

Esin Işık

ANKARA

Langkah kontroversial Yunani pekan lalu yang menandatangani perjanjian pembatasan maritim dengan Mesir tidak etis, kata seorang pemimpin partai politik Turki pada Rabu.

Masalah internal dan eksternal Turki bertambah, kata Devlet Bahceli, ketua Partai Gerakan Nasional (MHP), dalam sebuah pernyataan tertulis.

Ketegangan global dan regional mengkhawatirkan, dan ledakan di pelabuhan Beirut juga berdampak negatif terhadap politik internal Lebanon dan dinamika kawasan, sebut Bahceli.

Menekankan ledakan Beirut adalah salah satu bencana paling parah di zaman kita, Bahceli mengatakan peristiwa itu akan diselidiki dan kemungkinan sabotase atau pengabaian akan segera terungkap.

Semua masalah di Lebanon memengaruhi Suriah, Iran, Irak, Yordania, Israel, Siprus, dan dunia, tambah dia.


- Ketegangan di Mediterania Timur

Mengatakan kunjungan dua pejabat tinggi Turki minggu lalu ke Lebanon sangat tepat, Bahceli menambahkan Turki bertindak sejalan dengan tanggung jawab historisnya terhadap saudara-saudaranya di Lebanon.

"Ledakan Beirut terjadi saat Turki dan Yunani saling berhadapan. Dua hari kemudian, Yunani dan Mesir menandatangani kesepakatan maritim yang kontroversial. Wilayah yang seharusnya dibatasi oleh kedua negara ini jelas berada di landasan kontinen Turki.

Yunani juga melanggar yurisdiksi maritim Libya. Sementara Yunani hadir dalam negosiasi dengan Turki di Jerman," kata Bahceli.


- Turki akan terus berada di Mediterania

Bahceli menuding "mereka yang ingin mengisolasi Turki dari Mediterania Timur" juga mencoba untuk menjauhkan Turki dari Lebanon.

"Tidak ada yang bisa menyingkirkan Turki dari Mediterania. Kami tidak akan menyerahkan satu batu pun dari tanah kami yang seluas 780.000 kilometer persegi dan kami tidak akan pernah melepaskan setetes pun dari Tanah Air Biru seluas 460.000 kilometer persegi kami."

Kapal survei seismik Turki Oruc Reis akan selalu melindungi hak-hak negaranya di Mediterania. Jika ada yang melawan Turki, mereka akan mendapatkan pembalasan", tambah dia.


- Turki tidak akan menyerah pertahankan haknya

Yunani melanggar Perjanjian Lausanne dan melawan status gencatan senjata di kepulauan Aegean, tekan Bahceli.

"Yunani harus mundur dari pulau-pulau dan bebatuan, yang diduduki secara ilegal. Yunani juga harus melucuti senjata pulau-pulau dan menghentikan provokasinya di Mediterania."

"Perselisihan maritim, udara dan darat antara Yunani dan Turki harus diselesaikan melalui diplomasi. Solusi dalam hukum internasional dan hak-hak negara tetangga dapat membuahkan hasil.”

“Turki tak akan menyerah atas hak wilayah maritimnya dan meninggalkan wilayah yurisdiksinya sendiri," ujar Bahceli.

Ankara akan selalu mempertahankan kedaulatannya dan Yunani-Mesir harus mempertimbangkan kembali kesepakatan kontroversial dan kemitraan mereka, tambah Bahceli.

Dia mengatakan bahwa Turki semakin dikelilingi oleh lingkaran api, dengan situasi di Kaukasus Selatan menjadi lebih kompleks dan kerusuhan pasca-pemilihan meletus di Belarusia karena tekanan asing.

"Sementara semua ini terjadi dalam politik luar negeri, ada upaya untuk merugikan Turki dan Suriah, serta persaudaraan Turki dan Lebanon," tambah dia.

"Turki adalah negara merdeka. Jika kami tidak dapat melindungi hak-hak kami, kami akan kehilangan martabat nasional kami. Partai kami akan melakukan segala upaya untuk mendukung tujuan ini," pungkas Bahceli.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın