Dunia

Pakistan menuding India 'bermain api' di Kashmir

Presiden Pakistan Arif Alvi mengatakan India dapat melakukan operasi militer terhadap Pakistan

Muhammad Nazarudin Latief  | 24.08.2019 - Update : 24.08.2019
Pakistan menuding India 'bermain api' di Kashmir Presiden Pakistan Arif Alvi. (Serhat Çağdaş - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Islamuddin Sajid

ISLAMABAD, Pakistan

Presiden Pakistan Arif Alvi memperingatkan bahwa India sedang "bermain api" di wilayah yang dikelola Kashmir dengan mengubah status wilayah itu, Radio Pakistan melaporkan pada Sabtu.

Dalam sebuah wawancara dengan media Kanada-Amerika, Vice News, Presiden Pakistan mengatakan India hidup dalam “surga kebodohan” jika merasa pencabutan status khusus itu akan menyelesaikan masalah selama ini.

"Komunitas internasional harus terus menekan India untuk menggagalkan niat hegemoninya untuk mencaplok seluruh Kashmir," desak Alvi.

Dia menambahkan bahwa India dapat menyerang Pakistan untuk mengalihkan perhatian masyarakat internasional dari situasi Kashmir.

Alvi menyarankan agar India menarik amandemen konstitusi dan membiarkan Kashmir menentukan masa depannya sendiri.

Presiden pada Sabtu juga memposting sebuah video di akun twitter-nya di mana pria dan wanita Kashmir melakukan protes dan meneriakkan slogan-slogan menentang tindakan India mencabut status khusus.

"Ini Srinagar kemarin meskipun jam malam, larangan, pemadaman, gas air mata & penembakan. Tidak ada penindasan dan kebrutalan yang dapat menekan kebencian orang Kashmir terhadap India. Mereka menginginkan kebebasan dengan segala cara. Silakan retweet dan biarkan dunia tahu," Presiden Alvi menulis itu sebagai keterangan video tersebut.

Tekanan terhadap warga Kashmir meningkat sejak India mencabut Pasal 370 UUD negaranya yang memberi status khusus pada 5 Agustus lalu.

Ratusan orang, sebagian besar pemimpin politik, ditahan atau ditangkap oleh pihak berwenang sejak tindakan itu.

Para pemimpin dan warga Kashmir khawatir tindakan itu merupakan upaya India untuk mengubah demografi negara bagian itu yang menjadi basis kelompok kontra pemerintah yang menginginkan kemerdekaan atau bergabung dengan Pakistan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.