Dunia

Negosiasi baru program nuklir Iran dilanjutkan pada Selasa

Para pihak kembali berunding pada putaran ke-8 di Wina setelah berkonsultasi dengan masing-masing pemerintah

Ekip  | 08.02.2022 - Update : 10.02.2022
Negosiasi baru program nuklir Iran dilanjutkan pada Selasa Ilustrasi (Foto file - Anadolu Agency)


BRUSSELS

Negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 akan dilanjutkan pada Selasa di ibu kota Austria, Wina, menurut konfirmasi dari otoritas Uni Eropa (UE) pada Senin.

“Para negara peserta negosiasi akan melanjutkan pembahasan tentang prospek kemungkinan kembalinya Amerika Serikat (AS) ke JCPOA dan bagaimana memastikan implementasi penuh dan efektif dari perjanjian oleh semua pihak,” ungkap layanan diplomatik UE.

Perwakilan dari Iran, China, Rusia, Prancis, Inggris, dan Jerman akan kembali ke meja setelah berhenti dari putaran ke-8 negosiasi untuk berkonsultasi dengan pemerintah mereka.

Pada Jumat, pemerintah AS memulihkan keringanan sanksi yang memungkinkan kerja sama internasional dengan Iran dalam proyek-proyek nuklir, menghidupkan kembali harapan untuk menemukan solusi bagi konflik tersebut.

Bulan lalu, pejabat tinggi Uni Eropa, termasuk kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, juga mengisyaratkan bahwa pihak-pihak hampir mencapai kesepakatan.

Diplomasi UE telah melakukan upaya signifikan untuk membawa Iran dan AS kembali ke meja perundingan sejak awal konflik antara kedua negara.

Di bawah kepemimpinan UE, para pihak telah membahas kemungkinan kembalinya AS ke perjanjian itu dan memastikan kepatuhan penuh terhadap aturan dengan jeda yang lebih kecil sejak Desember kemarin.

Kesepakatan nuklir Iran – secara resmi bernama Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) – ditandatangani pada 2015 oleh Iran, AS, China, Rusia, Prancis, Inggris, Jerman, dan Uni Eropa.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Teheran berkomitmen untuk membatasi aktivitas nuklirnya untuk tujuan sipil dan sebagai imbalannya, negara kekuatan dunia setuju untuk menangguhkan sanksi ekonomi mereka terhadap Iran.

AS, di bawah mantan Presiden Donald Trump, secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran, mendorong Teheran untuk berhenti mematuhi kesepakatan nuklir.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın