Dunia

NATO desak Iran menahan diri tanggapi serangan AS

Sekretaris Jenderal NATO mengatakan konflik baru tidak akan menarik perhatian siapa pun, merujuk pada ketegangan AS-Iran saat ini

Rhany Chaırunıssa Rufınaldo  | 07.01.2020 - Update : 08.01.2020
NATO desak Iran menahan diri tanggapi serangan AS Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. (Foto file-Anadolu Agency)

Ankara

Agnes Szucs

BRUSSELS 

NATO menyerukan pengendalian dan de-eskalasi di Irak, usai mengadakan pertemuan luar biasa yang dihadiri perwakilan permanen NATO, pada Senin.

Dalam pertemuan tersebut, para duta besar NATO membahas perkembangan terakhir di Irak dan meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran.

"Konflik baru tidak akan menjadi kepentingan siapa pun. Jadi, Iran harus menahan diri dari kekerasan dan provokasi lebih lanjut," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada konferensi pers setelah pertemuan tersebut.

Stoltenberg mengakui bahwa Iran telah melakukan kegiatan destabilisasi di kawasan itu.

"Semua sekutu NATO sepakat bahwa negara itu seharusnya tidak pernah dapat mengembangkan senjata nuklir," ujar dia.

Namun, Stoltenberg menolak untuk mengomentari kemungkinan AS membangkitkan klausa pertahanan kolektif NATO jika Iran terlibat dalam pembalasan.

"Pada tahap ini, spekulasi pada kemungkinan skenario berisiko menghasilkan efek buruk dan meningkatkan ketegangan, bukannya menenangkan mereka," tegas dia.

Stoltenberg menggarisbawahi dukungan kuat NATO untuk misi pelatihannya di Irak meskipun ditangguhkan karena alasan keamanan.

Menurut dia, misi itu merupakan bagian penting dari upaya koalisi global untuk mengalahkan Daesh/ISIS.

"Senjata terbaik untuk memerangi terorisme internasional adalah dengan melatih pasukan lokal dan membangun kapasitas lokal. Inilah yang dilakukan misi NATO di Irak," tutur Stoltenberg.

Dia menambahkan bahwa NATO membutuhkan persetujuan Baghdad yang baru-baru ini memutuskan untuk mengusir pasukan asing dari negaranya.

Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds Pengawal Revolusi Islam, bersama Abu Mahdi al-Muhandis, komandan senior pasukan Hashd al-Shaabi Irak, dan delapan orang lainnya terbunuh ketika sebuah drone AS menyerang konvoinya di dekat bandara Baghdad Jumat pagi.

Pembunuhan Soleimani meningkatkan ketegangan antara AS dan Iran secara dramatis, meskipun selama ini hubungan kedua negara sering memanas sejak 2018, ketika Presiden Donald Trump memutuskan untuk menarik Washington secara sepihak dari pakta nuklir 2015.

Iran berjanji akan membalas dendam atas pembunuhan Soleimani dan mengumumkan pada Minggu bahwa mereka akan berhenti mematuhi perjanjian nuklir 2015.

Trump kemudian mengancam akan menargetkan situs budaya di Iran.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.