Dunia, Jamal Khashoggi

Media Malaysia tak puas dengan penanganan kasus Khashoggi

Sejumlah kolumnis dan pemimpin redaksi media di Malaysia mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap proses penyelidikan dan penerangan yang dilakukan pemerintah Arab Saudi terhadap kasus pembunuhan Khashoggi

Muhammad Abdullah Azzam  | 03.10.2019 - Update : 07.10.2019
Media Malaysia tak puas dengan penanganan kasus Khashoggi Jurnalis Jamal Khashoggi. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Ömer Faruk Yıldız

KUALA LUMPUR

Sejumlah kolumnis dan pemimpin redaksi media di Malaysia mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap proses penyelidikan dan penerangan yang dilakukan pemerintah Arab Saudi terhadap kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Beberapa tokoh terkenal media Malaysia mengungkapkan penilaian mereka kepada Anadolu Agency soal isu terakhir mengenai penerangan kasus pembunuhan Khashoggi, seperti menuntut hukuman terhadap mereka yang bertanggung jawab dan penjelasan keberadaan jasadnya.

Profesor Teknik di Universitas UCSI yang juga menjadi kolumnis surat kabar Sinar Harian Prof. Tajuddin Rasdi mengungkapkan penanganan kasus Khashoggi oleh pemerintah Saudi tidak dilakukan sebagaimana mestinya.

“Satu yang kita jelas ketahui adalah Khashoggi memasuki gedung konsulat hidup-hidup dan kemudian terbunuh.”

“Sesuatu yang tak normal adalah mereka yang bertanggung jawab atas insiden ini masih belum jelas,” ungkap Rasdi, kepada Anadolu Agency.

Prof. Tajuddin menekankan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berusaha menurunkan dan menutupi kasus tersebut dengan dalih negaranya butuh bantuan Arab Saudi untuk melawan Iran.

Selain itu, Kunjungan Pangeran Mohammed bin Salman ke China juga mengkhawatirkan pemerintah AS.

“Itulah sebabnya AS lebih memilih untuk tidak membahas kasus pembunuhan Khashoggi,” tutur dia.

Tajuddin mengungkapkan otoritas Saudi sejauh ini tak melakukan hal yang konkret kecuali penangkapan beberapa pejabat Saudi yang masih dalam penyelidikan.

“Sayang sekali, tidak ada inisiatif dari negara-negara kuat tentang masalah ini,” lanjut dia.

Tajuddin berkata, “Ketika kita mengevaluasi semua ini, kita melihat kehidupan manusia tidak penting bagi kekuatan besar. Banyak hal yang disalahgunakan dalam hal yang berkaitan Islam, politik, dan internasional.”

Dia menggarisbawahi bahwa insiden Khashoggi menghitamkan citra Islam dan agar mencegah peristiwa seperti itu terulang kembali perlu adanya sikap menghormati terhadap pandangan dan pemahaman yang berbeda dalam masyarakat Islam.

Editor website Malaysia World News Ziini As mengatakan dirinya tak setuju kasus pembunuhan ini digunakan sebagai alat propaganda antar-negara.

“Tidak ada yang tahu tentang pembunuhan itu. Meski demikian, suara yang berbeda dari tiap negara mengakibatkan dimensi manusia soal masalah ini tak menjadi prioritas,” jelas Ziini.

Ziini menekankan bahwa investigasi yang dilakukan sejauh ini tidak cukup untuk menerangi pembunuhan Khashoggi.

“Daripada saling menuding, para pihak harus fokus pada penyelidikan. Investigasi ini harus bersifat independen, dan dilakukan oleh pihak yang tidak memihak,” ungkap dia.

Pemimpin Redaksi situs berita Free Malaysia Today Abdar Rahman Koya mengatakan kasus pembunuhan Khashoggi bukan masalah yang pertama kali dialami oleh jurnalis.

“Ratusan aktivis dan oposisi dieksekusi, dipenjara dan disiksa oleh rezim Saudi. Tak satu pun media di negara-negara Islam, termasuk media pro-pemerintah tak mengeluarkan suara untuk masalah seperti ini,” ungkap Abdar Rahman.

Abdar Rahman menyayangkan tak adanya tindakan hukum konstruktif yang dilakukan oleh pemerintah Saudi meski sudah ada bukti yang cukup jelas.

“Seluruh dunia tahu siapa yang bertanggung jawab atas kejahatan ini dan di mana ia berada," tukas dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın