Kabil
KABUL
Masyarakat Kabul pada Jumat menyebut konferensi Istanbul yang akan datang sebagai kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk perdamaian di Afghanistan.
Berbicara pada pertemuan terbuka di Stadion Ghazni, Gubernur Kabul Mohammad Yaqoob Haidari menekankan hak-hak dasar dan Konstitusi akan dipertahankan selama proses perdamaian tersebut.
“Rakyat ingin pihak yang bertikai muncul di luar tuntutan pribadi dan faksi mereka serta menghormati suara kolektif publik,” kata Haidari.
Suara Penduduk Kabul tentang Pertemuan perdamaian mengadopsi resolusi 11 poin pada akhirnya yang menyerukan gencatan senjata, perdamaian inklusif dan adil, dan pelestarian demokrasi dan lembaga negara.
Salinan resolusi ini dikirim ke Taliban, PBB, dan misi diplomatik yang berbasis di Kabul.
Awal pekan ini, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melontarkan gagasan pemerintahan transisi untuk perdamaian saat dia mengumumkan rencana perdamaian pada Selasa, beberapa hari sebelum konferensi internasional utama di Turki.
Rencana perdamaian tiga poin dari presiden Afghanistan mencakup tiga bidang luas: penyelesaian politik, pemerintah perdamaian, dan pembangunan perdamaian, pembangunan negara dan pembangunan pasar. Ini ditujukan untuk membawa Afghanistan keluar dari "perang tak terbatas menuju perdamaian yang adil dan abadi."
Dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency bulan lalu, juru bicara Taliban Mohammad Naeem mengatakan masa depan Afghanistan akan diputuskan di meja perundingan nanti.
“Seperti apa sistem di masa depan, seperti apa sifatnya, ini adalah topik yang akan ada di meja. Kami ingin mencapai konsensus di meja tentang ini. Tentu saja, tidak ada keraguan bahwa sistem masa depan adalah sistem Islam," ujar Naeem.
Tanpa tanggal yang diumumkan, konferensi Istanbul untuk perdamaian di Afghanistan kemungkinan akan diadakan akhir bulan ini.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.