Mantan presiden Brasil Michel Temer akui Dilma Rousseff dikudeta
Pendukung Rousseff sejak lama meyakini bahwa lengsernya mantan presiden itu karena "kudeta" pesaing politiknya dari Partai Buruh

Ankara
Vakkas Dogantekin
ANKARA
Mantan presiden Brasil Michel Temer mengungkapkan bahwa pemakzulan pendahulunya, Dilma Rousseff, sebenarnya adalah kudeta.
Dia mengatakan pada TV Cultura bahwa dirinya tak pernah mendukung atau berkomitmen terhadap kudeta, bahkan dia mencoba untuk menghentikannya.
Pendukung Rousseff sejak lama meyakini bahwa lengsernya mantan presiden itu karena "kudeta" pesaing politiknya dari Partai Buruh.
Temer menggantikan Rousseff pada 2016 sesuai mandat dari Senat.
Roussef pun mengkritik Temer yang menurutnya "cuci tangan" dari kudeta tersebut.
"Bagaimanapun, Temer tak mengatakan bahwa kudeta 2016 adalah untuk menjebak Brasil dalam neoliberalisme. Dan tentu saja Temer membantah terlibat langsung dalam kudeta itu," tandas Roussef via Twitter.
Temer, yang keturunan Lebanon, adalah wakil presiden dari koalisi antara Partai Buruh Rousseff dan partai Gerakan Demokrasi Brasil yang berhaluan tengah.
Temer sendiri telah dituntut berkali-kali sehubungan dengan sejumlah kasus korupsi. Dia juga sempat dipenjara selama lima hari pada Maret lalu.
Partai Buruh berkuasa dari tahun 2002 hingga 2016 ketika Rousseff - presiden perempuan pertama Brasil sekaligus kawan lama mantan presiden Brasil Luiz Inacio Lula Da Silva - dicopot dari jabatannya.
Baik Lula maupun Rousseff menyebut apa yang terjadi di Brasil pada 2016 sebagai kudeta terhadap para pemimpin terpilih.