Dunia

Ketua Family Watch International puji penarikan diri Turki dari Konvensi Istanbul

Sharon Slater mengkritik program pendidikan seks yang dijalankan oleh organisasi seperti UNICEF dan Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa

Sercan Irkin  | 23.05.2025 - Update : 23.05.2025
Ketua Family Watch International puji penarikan diri Turki dari Konvensi Istanbul Photo by Oğuz Yeter - Anadolu Agency

ISTANBUL

Sharon Slater, ketua LSM Family Watch International (FWI) yang berbasis di Amerika Serikat (AS) memuji keputusan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada tahun 2021 untuk menarik Turkiye dari Konvensi Istanbul.

Sharon Slater berbicara pada Kamis di Forum Keluarga Internasional yang diadakan di Istanbul, mencatat bahwa keputusan itu disebabkan oleh dimasukkannya konsep ideologis yang kontroversial dan mengikat.

Ia mengkritik program pendidikan seks yang dijalankan oleh organisasi seperti UNICEF dan Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan mengklaim bahwa program tersebut lebih bersifat ideologis daripada pedagogis.

Ia menuduh sistem PBB menyediakan dana yang signifikan kepada LSM dan proyek digital yang mempromosikan konten tersebut.

Menurut Slater, model pendidikan ini bertujuan untuk menjauhkan kaum muda dari keluarga dan nilai-nilai tradisional mereka.

Jeyran Rahmatullayeva, kepala Kantor Administratif Komite Negara untuk Urusan Keluarga, Perempuan dan Anak Azerbaijan, mencatat bahwa meskipun era digital telah memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi lebih aktif dalam pendidikan dan dunia kerja, namun era digital juga membawa dampak negatif seperti meningkatnya angka perceraian.

Dia mengatakan bahwa struktur keluarga juga terkena dampak pemanasan global dan urbanisasi dan bahwa dengan migrasi perkotaan, keluarga besar bertransformasi menjadi keluarga inti, dengan sebagian besar keluarga sekarang hanya memiliki satu anak dan hanya unit inti yang biasanya berpindah dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan.

Stefano Gennarini, Wakil Presiden Studi Hukum di Pusat Keluarga dan Hak Asasi Manusia (C-Fam) di AS, berpendapat bahwa yayasan AS dan Barat menggunakan istilah seperti “kesetaraan gender” dan “kesehatan reproduksi” untuk merusak nilai-nilai keluarga tradisional.

Dia mengatakan kebijakan sosial PBB semakin dibentuk oleh ideologi politik negara-negara Barat dan banyak negara berkembang tetap diam karena ketergantungan ekonomi.

Aleksey Kiristaev, pakar bioteknologi dari Universitas Moskow di Rusia, mengatakan bahwa Big Pharma berkolaborasi dengan Kongres AS dan kompleks industri militer untuk mengejar agenda pengendalian populasi global.

Kiristaev mengatakan anak-anak didorong untuk menjauh dari jenis kelamin biologis mereka dan dipaksa menjalani perawatan hormon yang mahal.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.