Kelompok neo-Nazi intimidasi Muslim dan Yahudi atas restu dari hukum Swedia
Meski Finlandia telah melarang gerakan neo-Nazi, Swedia tetap diam terhadap munculnya kelompok radikal seperti itu

ANKARA
Organisasi neo-Nazi, Gerakan Perlawanan Nordik (NRM), salah satu pihak yang diuntungkan oleh penafsiran luas tentang kebebasan berekspresi di Swedia, yang mana telah mengizinkan aksi pembakaran Al-Quran dan membuat hal itu menjadi "legal dari sudut pandang Swedia."
Rasmus Paludan, seorang politisi ekstrimis Swedia-Denmark, aktor peristiwa pembakaran Al-Quran di ibu kota Swedia pada Sabtu lalu.
Aksi ini kemudian diikuti oleh Edwin Wagensveld, seorang politikus sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, yang telah merobek halaman dari salinan Al-Quran di Den Haag.
Video Wagensveld yang tersebar di Twitter menunjukkan bahwa dia membakar halaman-halaman kitab suci yang sudah dia robek di dalam panci.
Pada Senin, Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengatakan pemerintahnya tidak mendukung tindakan pembakaran kitab suci itu, namun dia juga mengklaim bahwa kebebasan berekspresi "membuat tindakan tersebut legal dari sudut pandang Swedia."
Serangan kekerasan Neo-Nazi
Para pemimpin dan anggota NRM telah melakukan beberapa serangan terhadap para pencari suaka Muslim.
Gerakan Perlawanan Swedia (SMR), yang didirikan di Swedia pada 1997 oleh kaum nasionalis neo-Nazi, telah menjadi gerakan yang mencakup wilayah Skandinavia setelah membuka cabang di Finlandia pada 2008 dan Norwegia pada 2011.
Tujuan dari gerakan ini adalah untuk menghapuskan demokrasi beserta aktivitas paramiliter mereka di negara-negara seperti Swedia, Finlandia, Norwegia, Denmark, Islandia.
Secara terbuka rasis, anti-imigran, anti-Semit, dan pro-Nazi, kelompok ini tidak hanya menargetkan orang Yahudi, tetapi juga warga dan kelompok yang mereka anggap bertentangan secara ideologis, dan baru-baru ini pengungsi Muslim.
Pada 2022, beberapa anggota Kongres Amerika Serikat (AS) menyerukan agar SMR ditambahkan ke daftar organisasi teroris asing Departemen Luar Negeri AS.
Klas Lund, pendiri dan pemimpin pertama SMR, dihukum pada 1986 atas pembunuhan juru kampanye anti-apartheid Ronny Landin, yang campur tangan untuk menghentikan serangan terhadap tiga imigran oleh neo-Nazi.
Jaksa Swedia meyakini bahwa tiga anggota NRM-Swedia—didakwa pada Juni 2017 sehubungan dengan tiga serangan bom di sebuah kafe dan dua pusat pengungsi pada November 2016 dan Januari 2017.
Finlandia melarang kelompok NRM pada November 2017, tetapi kelompok tersebut terus melakukan demonstrasi di sana sambil mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Pada 5 Januari 2017, orang-orang yang diduga terkait dengan gerakan NRM di Swedia meledakkan bom rakitan di luar pusat penginapan pengungsi di Gothenberg, yang telah melukai seorang petugas imigrasi.
Mereka juga menyerang asosiasi Yahudi di Umea dengan swastika pada April 2017, dan asosiasi tersebut harus ditutup karena ancaman tersebut.
NRM menargetkan orang Yahudi di Swedia, Denmark, Norwegia, dan Islandia dengan kampanye antisemit selama Yom Kippur, hari paling suci dalam kalender Ibrani pada September 2020.
Serangan oleh anggota NRM mencerminkan komitmen yang lebih dalam dan sistematis terhadap dan penyebaran ideologi ekstremis dan kekerasan kelompok tersebut.
Menurut sebuah laporan, para anggota sedang dilatih seni bela diri untuk dapat melakukan aksi ketika insiden kekerasan terjadi di jalanan.