Politik, Dunia

Jean Castex jadi Perdana Menteri Prancis yang baru

Jean Castex, yang menyiapkan strategi Prancis untuk keluar dari karantina Covid-19, ditunjuk sebagai perdana menteri baru

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 04.07.2020 - Update : 04.07.2020
Jean Castex jadi Perdana Menteri Prancis yang baru Ilustrasi: Bendera Prancis. (Foto file - Anadolu Agency)

Ile-de-France

Cindi Cook

PARIS

Jean Castex ditunjuk sebagai Perdana Menteri Prancis yang baru pada Jumat, tak lama setelah Edouard Philippe mengundurkan diri dari jabatan itu pada hari yang sama.

Castex, 55, berasal dari partai Les Republicains of Prades (LM) dan dipilih langsung oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Politisi moderat itu akan meninggalkan jabatannya sebagai Wali Kota Prades di wilayah Pyrenees-Orientalles dan segera pindah ke kediaman perdana menteri di Matignon.

Sebelumnya Perdana Menteri Edouard Philippe mengajukan pengunduran dirinya kepada Macron, yang kemudian langsung disetujui oleh sang presiden.

Seluruh kabinet Philippe juga mengundurkan diri.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh istana kepresidenan Elysee Palace memastikan aktivitas pemerintahan akan terus dilanjutkan oleh kabinet lama sampai penunjukan pemerintahan baru.

Pemerintahan baru akan resmi bertugas pada Rabu, 8 Juli.

Castex ditunjuk pada bulan April oleh Macron sebagai menteri deconfinement (istilah Prancis untuk penghentian karantina atau lockdown).

Dia bertugas mengatur strategi Prancis untuk keluar dari karantina wilayah yang telah berlangsung hampir dua bulan dari 17 Maret hingga 11 Mei karena pandemi Covid-19.

Perdana menteri baru telah ditunjuk oleh presiden sebagai delegasi antar-administrasi untuk Olimpiade dan Paralimpiade di Prancis pada 2024.

Ayah empat putri ini dikenal sebagai politikus sosial dan moderat.

Castex memulai karirnya dengan posisi di kementerian kesehatan dan tenaga kerja sebelum bergabung dengan pemerintahan mantan Presiden Nicolas Sarkozy dalam beberapa jabatan dan kemudian berakhir sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Elysium.

Dia sekarang akan berusaha menyempurnakan tim yang akan membantu membawa visi Macron selama lima tahun ke depan.

Anggota pertama tim yang ditunjuk adalah Nicolas Revel, mantan wakil sekretaris jenderal Elysee di masa pemerintahan mantan Presiden Francois Holland, yang saat ini memimpin Dana Asuransi Kesehatan Nasional. Dia akan menjabat sebagai kepala staf.

Sementara itu, Philippe akan pindah ke posisi barunya sebagai Wali Kota Le Havre setelah dia memenangkan pemilu lokal yang diadakan pekan lalu

Dia adalah penduduk asli kota pantai utara itu dan pernah menduduki jabatan yang sama sebelum naik menjadi perdana menteri.

Perombakan kabinet selanjutnya diperkirakan akan dilakukan setelah Castex mulai bertugas pada Rabu dan untuk sementara waktu, Philippe dan para menterinya akan tetap menangani masalah pemerintahan saat ini.

Hasil buruk yang diperoleh partai Macron dalam pemilihan lokal minggu lalu menunjukkan adanya kesempatan bagi Philippe untuk maju ke pemilihan presiden 2022.

Sejak wabah virus korona merebak, popularitas Philippe melambung, sementara pamor Macron justru merosot.

Menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh Ifop untuk Le Journal Dimanche, tingkat persetujuan Philippe mencapai 50 persen, sementara Macron tertinggal jauh di belakang dengan 39 persen.

Sebuah survei BVA untuk RTL menunjukkan bahwa Philippe meraih popularitas jauh di atas Macron selama krisis Covid-19, dengan tingkat kepercayaan mencapai 54 persen, sementara Macron hanya memperoleh 38 persen.

Pemerintah Macron belakangan ini menghadapi gelombang protes Rompi Kuning, reformasi ekonomi yang tidak populer dan kesulitan dalam menangani Covid-19.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.