Israel lancarkan serangan udara ke selatan Suriah
Pesawat tempur menyerang depot senjata di dekat Damaskus dan lokasi militer di provinsi Daraa

DAMASKUS/YERUSALEM
Israel melancarkan serangan udara pada Selasa malam di beberapa lokasi di pedesaan Damaskus dan provinsi Daraa di Suriah selatan.
Pesawat-pesawat tempur Israel menargetkan daerah Al-Kiswah di selatan Damaskus dan Izraa di Daraa dengan setidaknya empat serangan udara, menurut koresponden Anadolu.
Satu serangan menghantam depot senjata di Al-Kiswah, yang memicu kebakaran di lokasi kejadian.
Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengonfirmasi serangan tersebut, dan memperingatkan bahwa "setiap upaya pasukan rezim Suriah dan organisasi teroris negara itu untuk membangun wilayah keamanan di Suriah selatan akan ditanggapi dengan tembakan."
Katz mengatakan "angkatan udara saat ini menyerang Suriah selatan sebagai bagian dari kebijakan baru kami untuk membersihkan wilayah tersebut dari senjata. Pesannya jelas: kami tidak akan membiarkan Suriah selatan menjadi Lebanon selatan."
“Kami tidak akan membahayakan keamanan warga negara kami,” tambahnya.
Militer Israel mengatakan pihaknya melakukan serangan udara terhadap target militer di Suriah selatan, "termasuk pusat komando dan beberapa lokasi yang berisi senjata," menurut pernyataan yang dirilis pada Selasa malam.
Militer Israel mengklaim bahwa keberadaan peralatan dan aset militer di Suriah selatan “menimbulkan ancaman bagi warga Israel,” dan bersumpah “akan beroperasi untuk menyingkirkan segala ancaman.”
Pihak berwenang Suriah belum mengeluarkan tanggapan atas serangan tersebut.
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa'ar pada Senin menegaskan bahwa Suriah harus diubah menjadi negara federal dengan daerah otonom.
Selama pertemuan kemitraan Uni Eropa-Israel di Brussels, dia mengatakan "Suriah yang stabil hanya dapat menjadi Suriah federal yang mencakup berbagai wilayah otonom dan menghormati berbagai cara hidup," menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel.
Pada Minggu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel “tidak akan mengizinkan tentara Suriah yang baru memasuki wilayah selatan Damaskus.”
"Kami menuntut demiliterisasi penuh Suriah selatan dari pasukan rezim baru Suriah di provinsi Quneitra, Daraa dan Suweyda," kata Netanyahu dalam konferensi pers di Holon, Distrik Tel Aviv.
Dia mengatakan Israel tidak akan menoleransi ancaman apa pun terhadap komunitas Druze di Suriah selatan.
Setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad pada bulan Desember, Israel memperluas pendudukannya atas Dataran Tinggi Golan Suriah dengan merebut zona penyangga demiliterisasi, sebuah tindakan yang melanggar perjanjian pelepasan tahun 1974 dengan Suriah.
Tentara Israel juga mengintensifkan serangan udara yang menargetkan posisi militer Suriah di seluruh negeri.
Kemajuan militer Israel baru-baru ini di Dataran Tinggi Golan, yang telah didudukinya sejak 1967, telah menuai kecaman dari PBB dan beberapa negara Arab.
Assad, pemimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok anti-rezim menguasai Damaskus pada 8 Desember, mengakhiri rezim Partai Baath, yang telah berkuasa sejak 1963.
Ahmed al-Sharaa, yang ditunjuk sebagai presiden baru Suriah pada 29 Januari, menugaskan Mohammed Al-Bashir untuk membentuk pemerintahan guna mengawasi masa transisi.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.