Dunia

Gulat tradisional Korea terdaftar sebagai warisan budaya UNESCO

Adu gulat ini biasanya diselenggarakan selama acara pertanian atau festival yang terkait dengan pergantian musim

Megiza Soeharto Asmail  | 27.11.2018 - Update : 28.11.2018
Gulat tradisional Korea terdaftar sebagai warisan budaya UNESCO Dua orang wanita Korea Selatan beradu gulat Ssireum dalam sebuah acara tradisional. (Dok.Korean Ssireum Association-Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Megiza Asmail

JAKARTA

Komite Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda memutuskan gulat tradisional Korea masuk ke dalam daftar perwakilan warisan budaya tak benda kemanusiaan setelah bersidang di Port Louis, Mauritius, menurut keterangan UNESCO, Selasa.

Usulan untuk memasukan gulat tradisional tersebut sebagai warisan budaya UNESCO diajukan bersama oleh Republik Rakyat Demokratik Korea dan Republik Korea.

“Fakta bahwa kedua Korea saling menerima untuk bersama-sama menyerahkan permohonan belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay. 

Audrey menambahkan, pencatatan gulat tradisional itu tidak mungkin terjadi tanpa kepercayaan besar yang diberikan kepada UNESCO dari semua pihak terkait antara dua Korea. 

“Prasasti bersama ini menandai langkah besar yang sangat simbolis di jalan menuju rekonsiliasi antar-Korea,” imbuh Azoulay.

Dia menambahkan, pengajuan yang dilakukan antar-Korea ini mengingatkan pada kekuatan warisan budaya yang membangun perdamaian, sebagai jembatan antar-masyarakat.

“Ini menandai kemenangan bagi hubungan jangka panjang dan mendalam bagi kedua sisi perbatasan antar-Korea,” sebut dia.

Gulat tradisional Korea atau yang lebih dikenal dengan nama Ssirum di tengah masyarakat Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara) dan akrab disebut Ssireum oleh warga Republik Korea (Korea Selatan) memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat kedua negara itu.  

Gulat ini memiliki filosofi dasar yang terkait dengan tanah dan agrikultur kedua negara. Ssirum pun menjadi olahraga nasional keduanya dan sangat populer di tengah masyarakat.

Adu gulat ini biasanya diselenggarakan selama acara pertanian atau festival yang terkait dengan pergantian musim.

Inskripsi kedua Korea ini awalnya diajukan secara terpisah. Namun setelah mediasi UNESCO, mereka setuju untuk menggabungkan aplikasi mereka dan mengajukan prasasti gulat tradisional Korea pada daftar representatif warisan budaya tak benda kemanusiaan.

Prestasi ini menyusul kunjungan Direktur Jenderal UNESCO ke Republik Korea pada Juni lalu dan pertemuannya dengan Presiden Moon Jae-in bulan lalu di Paris, Prancis.

Selama pertemuan itu, Azoulay juga mengusulkan serangkaian proyek konkret yang melibatkan UNESCO yang akan memfasilitasi rekonsiliasi antar-Korea.

Diskusi serupa juga terjadi selama beberapa minggu terakhir dengan Republik Demokratik Rakyat Korea. Komitmen UNESCO untuk memfasilitasi perdamaian antara kedua pihak ini yang akhirnya melahirkan prasasti bersama dalam jangka waktu yang singkat.

UNESCO menyatakan akan terus bekerja pada proyek-proyek konkret dengan otoritas kedua negara menuju rekonsiliasi di semenanjung Korea, melalui budaya, pendidikan dan ilmu pengetahuan. Sektor-sektor tersebut, bagi UNESCO, menjadi pondasi penting untuk perdamaian abadi.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.