Dunia

Global Sumud Flotilla bergerak mendekati pantai utara Mesir

'Kami memperkirakan Zionis akan melakukan kejahatan perang terhadap kami kapan saja karena kami semakin dekat dengan Gaza,' kata Komite Internasional untuk Mematahkan Pengepungan di Gaza

Rania Abu Shamala  | 29.09.2025 - Update : 29.09.2025
Global Sumud Flotilla bergerak mendekati pantai utara Mesir

ISTANBUL

Global Sumud Flotilla, armada kapal pembawa bantuan kemanusiaan, yang menuju Gaza, telah mencapai titik di utara Marsa Matrouh di pantai Mediterania Mesir, kata pihak penyelenggara pada Minggu.

Armada tersebut diperkirakan berlayar dalam beberapa jam ke perairan utara kota Alexandria, kata Komite Internasional untuk Mematahkan Pengepungan di Gaza pada platform perusahaan media sosial AS, X.

"Kami menduga Zionis dapat melakukan kejahatan perang terhadap kami kapan saja karena kami semakin dekat dengan Gaza," tambah mereka.

Secara terpisah, Armada Sumud Global mengatakan: "Kapal utama kami, OHWAYLA & ALL IN, kini hanya berjarak 678 kilometer dari Gaza, dengan perkiraan akan tiba di Gaza dalam 3 hingga 4 hari.

Armada kami kini berjumlah 44 kapal, diperkuat dengan bergabungnya dua kapal baru yang baru-baru ini bergabung.

Komite menambahkan bahwa "hanya dalam dua hari, armada akan memasuki zona berisiko tinggi. "Tekad kami mutlak, tetapi inilah momen di mana kewaspadaan dan solidaritas global Anda sangat dibutuhkan."

Sebelumnya, komite tersebut mengatakan akan mengirimkan sebuah kapal yang membawa wartawan dan tenaga medis ke Jalur Gaza yang diblokade Israel.

Dalam sebuah pernyataan, kapal yang akan berlayar pada 1 Oktober, akan membawa lebih dari 100 pekerja media dan dokter internasional.

Lembaga penyiaran publik Israel, KAN, melaporkan bahwa Israel sedang bersiap untuk mencegat dan mengambil alih armada tersebut, yang diperkirakan akan mencapai pantai Jalur Gaza dalam empat hari, bertepatan dengan hari raya Yahudi, Yom Kippur.

Menurut penyiar tersebut, unit komando angkatan laut Israel Shayetet 13 telah melakukan latihan lapangan dalam beberapa hari terakhir "untuk merebut kapal-kapal di laut," dengan klaim bahwa latihan tersebut bertujuan untuk "meminimalkan bahaya bagi para peserta."

Israel baru-baru ini mendekati penyelenggara armada, menawarkan untuk mentransfer bantuan kemanusiaan melalui Pelabuhan Ashkelon, Siprus, atau bahkan melalui Vatikan, tetapi penyelenggara menolak — sebuah tindakan yang dianggap Tel Aviv sebagai provokasi yang disengaja.

Jika terlaksana, operasi Israel akan mencerminkan intersepsi kapal bantuan Madleen dan Handala pada bulan Juni dan Juli.

Armada tersebut berlayar sejak awal September ini untuk menerobos blokade Israel terhadap Gaza dan mengirimkan bantuan kemanusiaan, khususnya pasokan medis, ke daerah kantong yang dilanda perang tersebut.

Sejak 2 Maret, Israel telah menutup sepenuhnya perlintasan Gaza, memblokir konvoi makanan dan bantuan, serta memperparah kondisi kelaparan di wilayah tersebut.

Hanya sedikit pasokan yang diizinkan masuk secara sporadis, dan banyak yang dijarah oleh kelompok bersenjata di Gaza yang dituduh oleh otoritas Gaza dilindungi oleh Israel.

Israel memiliki rekam jejak mencegat kapal-kapal yang menuju Gaza, menyita kapal-kapal, dan mendeportasi para aktivis. Para kritikus menyebut tindakan-tindakan tersebut sebagai pembajakan.

Tentara Israel telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Gaza sejak Oktober 2023. Pengeboman yang tak henti-hentinya telah membuat daerah kantong itu tak layak huni dan menyebabkan kelaparan serta penyebaran penyakit.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.