Türkİye, Dunia

Erdogan tekankan pentingnya perdamaian global

Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan menulis artikel untuk harian Prancis Le Figaro pada peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 12.11.2018 - Update : 12.11.2018
Erdogan tekankan pentingnya perdamaian global Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kedua dari kiri) berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron (tengah) istrinya Brigitte Macron (kanan), Presiden Serbia Aleksandar Vucic (belakang tengah) dan Bakir Izetbegovic (kedua dari kanan), Presiden Bosnia Herzegovina saat makan malam yang diselenggarakan oleh Emmanuel Macron di Paris, Prancis pada 10 November 2018. (Biro Kepresidenan Turki/Handout - Anadolu Agency)

Ankara

Serife Cetin

PARIS

Perjuangan Turki melawan organisasi teroris merupakan prasyarat bagi keamanan negara-negara Eropa, kata presiden negara itu.

Recep Tayyip Erdogan menulis artikel untuk Le Figaro, sebuah harian Prancis, pada peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I.

"Keberatan yang kami ajukan terhadap berbagai upaya baru yang serupa dengan perjanjian Sykes-Picot di wilayah kami dan upaya kami untuk memerangi organisasi teroris seperti Daesh, PKK dan FETO, mencerminkan rasa hormat kami terhadap tetangga kami dan merupakan prasyarat bagi keamanan Eropa, di mana Turki adalah bagiannya," tulis Erdogan.

Perjanjian Sykes-Picot tahun 1916 menjadi dasar bagi perbatasan Timur Tengah baru setelah jatuhnya Kekaisaran Ottoman.

Pada peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I, Erdogan mengatakan bahwa tidak tepat jika mengklaim bahwa konflik telah berakhir.

"Ketegangan domestik, meningkatnya ancaman teror dan ketidakstabilan yang terjadi di Turki, Irak, dan Suriah dalam beberapa tahun terakhir, bersamaan dengan perampasan dan pengusiran sistematis yang kita saksikan di Palestina selama beberapa dekade adalah indikator dari situasi tersebut," katanya.

Erdogan mengatakan sejumlah entitas politik yang bermasalah muncul setelah perbatasan itu ditentukan oleh kekuatan-kekuatan besar dunia setelah Perang Dunia I.

"Kegagalan entitas politik yang bermasalah untuk membangun ikatan yang kuat dengan masyarakat di mana mereka memerintah, membuat Timur Tengah dan wilayah Afrika Utara dikenang dengan rezim otoriter, kudeta militer dan penindasan minoritasnya sepanjang abad kedua puluh," ungkap Erdogan.

Erdogan mengatakan bahwa pelajaran paling penting yang harus diambil dari Perang Dunia I adalah betapa sulitnya membangun perdamaian abadi.

Dia mengatakan Turki akan terus berusaha untuk mencapai tujuannya menjadi anggota penuh Uni Eropa, yang dia sebut sebagai proyek perdamaian paling penting dalam sejarah benua itu.

"Turki pada saat yang sama akan berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas dengan mendukung pemerintahan yang representatif, demokratis dan liberal di Timur Tengah," tambahnya.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.