Türkİye, Dunia

Erdogan: Morsi adalah martir karena perjuangannya

Semua umat Muslim akan mengenang perjuangan Morsi yang dia lakukan sampai hembusan napas terakhirnya

Maria Elisa Hospita  | 18.06.2019 - Update : 19.06.2019
Erdogan: Morsi adalah martir karena perjuangannya Mohammad Morsi berfoto bersama Recep Tayyip Erdogan yang saat itu menjabat Perdana Menteri Turki di Ankara, Turki, pada 30 September 2012.( Kayhan Ozer - Anadolu Agency )

Ankara

Cigdem Alyanak dan Sefa Mutlu

ISTANBUL 

Presiden Turki menyebut mantan presiden Mesir Mohamed Morsi sebagai martir untuk perjuangannya, dan sejarah tidak akan melupakan para tiran yang punya andil dalam menyebabkan kematiannya.

Saat berpidato di Halic Congress Center di Istanbul, Recep Tayyip Erdogan mengenang Morsi yang telah dipilih langsung oleh rakyat Mesir, tetapi kemudian dipenjara setelah didigulingkan oleh "tiran" Abdel-Fattah al-Sisi.

"Mendiang Morsi diadili dan dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan, sekaligus menghembuskan napas terakhirnya di ruang sidang. Ini adalah simbol penganiayaan panjang terhadap dia dan rakyatnya," ujar Erdogan.

"Tiran dapat menindas orang-orang yang lemah, tetapi mereka tak akan pernah bisa menghilangkan jejak-jejak perjuangan mereka," kata dia lagi.

Semua umat Muslim akan mengenang perjuangan Morsi yang dia lakukan sampai hembusan napas terakhirnya.

"Bagi kami, Morsi adalah seorang martir karena tujuannya. Sejarah tidak akan pernah melupakan para tiran yang memenjarakannya, mengancamnya, dan menyebabkan kematiannya," tegas presiden Turki.

Pada 2012, Morsi, yang merupakan anggota kelompok Ikhwanul Muslimin Mesir, memenangkan pemilihan presiden demokratis pertama Mesir.

Namun, setelah hanya satu tahun menjabat, dia digulingkan dan dijebloskan ke penjara dalam kudeta militer yang dipimpin oleh menteri pertahanan Mesir saat itu - dan presiden saat ini - Abdel Fattah al-Sisi.

Tak lama setelah kudeta itu, Ikhwanul Muslimin secara resmi ditetapkan sebagai "organisasi teroris" di Mesir.

Sesaat sebelum meninggal dunia, Morsi menghadapi sejumlah tuntutan hukum, yang menurut dia dan sejumlah kelompok HAM dan pengamat independen, bermotif politik.

Sebelumnya, Ikhwanul Muslimin meminta PBB untuk mendesak perawatan medis yang memadai bagi mantan presiden itu, karena kondisi kesehatannya diabaikan selama penahanan.

Laporan khusus Reuters pun menunjukkan bahwa sejak al-Sisi berkuasa, lebih dari 100 orang meninggal dunia karena kelalaian medis.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.